Nilai Filsafat pada Film Joker?

FIlm: Joker (2019), Sutradara. Todd Phillips | Skenario: Todd Phillips, Scott Silve
Sumber :
  • vstory

Ia melakukan tindak pembunuhan yang tentu saja hal tersebut melanggar hak hidup manusia lain. Dalam film Joker, Arthur tergambar dengan karakter kejam setelah melalui perjalanan hidupnya yang begitu keras. Ia melakukan kejahatan yang menghilangkan nyawa orang lain. Namun ia tidak melakukan kejahatan itu terhadap orang yang dianggapnya tidak bersalah.

Jean Paul Sartre, juga mengatakan bahwa manusia itu berbeda dari makhluk yang lain karena kebebasan yang dimilikinya. Manusia dengan pemahamannya, berpikir bahwa ia bisa menciptakan hakikat keberadaannya sendiri.

Manusia dapat menyadari realitas, seperti perasaan akan kebebasan, tanggung jawab atas hidupnya sendiri, dan juga kesedihan yang mendalam. Manusia hidup di dunia berkewajiban dengan pemenuhan dari tanggungjawabnya tersebut.

Karena hidup ini atas pilihannya terhadap nasibnya sendiri. Meskipun begitu manusia harus menyadari terdapat keterbatasan dalam diri mereka. Rencana seperti apapun demi mewujudkan kesempurnaan tidak akan pernah bisa tercapai.

Setelah Arthur merubah stylenya menjadi seorang Joker, ia merasakan kebebasan dalam dirinya. Salah satu style Joker yang bisa dinilai dari sudut pandang filosofi Nietzsche, yaitu manusia dan topeng.

Dengan pernyataannya bahwa setiap roh yang mendalam membutuhkan topeng, begitu pula roh manusia yang baru. Ia tidak dapat menggunakan topeng yang lama. Manusia diciptakan dengan wajah-wajah yang berbeda sebagai topeng yang menutupi roh nya.

Seorang joker menggunakan topeng baru untuk menutup topeng lama dengan masa lalu yang tidak diinginkannya. Di sekitar setiap roh dalam topeng terus tumbuh, yaitu interpretasi dangkal dari setiap kata yang dia ucapkan, setiap tanda kehidupan yang dia berikan" (Nietzsche , 1886).

Filsafat Marx yang dapat kita saksikan dalam kehidupan joker yaitu bahwa kekuatan penggerak dialektika adalah manusia itu sendiri. Bukan hanya pikirannya, tetapi keseluruhan dari manusia itu.

Baik berupa pikiran, rencana dan juga tindakan. Dalam film joker, sebenarnya bukan hanya Joker yang mengalami ketidakadilan namun juga masyarakat kota dengan pemerintahan yang sewenang-wenang.

Joker sebagai salah satu penggerak dialektika, berperan menjadi provokator dalam penghancuran ketikdakadilan yang berlangsung. Artinya bahwa perubahan bisa dilakukan dengan bersatunya kumpulan manusia yang memiliki pemikiran yang sama.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.