Ironis, 3 Media Cetak Berhenti Terbit Justru Jelang HPN 2021
- vstory
Penutupan "Suara Pembaruan," kata Primus, merupakan bagian dari ikhtiar untuk terus hadir memberikan kontribusi kepada bangsa dan kemanusiaan.
"Sejak media cetak terkena disrupsi, kami mulai berkonsentrasi pada pengembangan media online dan televisi. Sejak 2012, para jurnalis HU "Suara Pembaruan" mengelola Beritasatu.com, mempersiapkan sebuah langkah peralihan dari cetak ke digital," tambah Primus.
Diakuinya, era 4.0 yang ditandai internet of things (IoTs) atau serba internet, memaksa berbagai jenis bisnis untuk shifting untuk mengembangkan usaha berbasis digital.
Koran cetak "Suara Pembaruan" boleh mati, namun jurnalismenya tetap hidup di platform berita yang sesuai perkembangan teknologi dan perilaku masyarakat.
Selama 34 tahun, bahkan 60 tahun jika dihitung sejak "Sinar Harapan", harian ini melahirkan banyak jurnalis hebat. Mereka tidak saja bekerja di HU "Suara Pembaruan" dan sejumlah media di bawah bendera Beritasatu Media Holdings, melainkan di berbagai media massa di Indonesia (Nur Terbit).