Idrus Marham: Marhaban Ya Ramadhan 

Ilustrasi Bulan Ramadan (Getty Images/iStockphoto/Choreograph)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Marhaban ya ramadhan. Ucapan selamat datang selalu menggema mengiringi datangnya bulan suci Ramadhan. Seperti bulan ini, bulan penantian kita bersama... Insya Allah 

Lalu apa yang kita nanti nanti dari Ramadhan? Apakah keseruan buka bersamanya? Kue lebaran, baju baru Atau keseruan mudik dan lebaran bersamanya? Atau yang kita incar kemakmuran pahala ibadah, dan kemeriahan ampunannya?  Wallahualam. Bisa beragam sebab musababnya, tapi segalanya  akan tergantung bagaimana kita memaknainya saja. 

Lalu apa makna hakiki ungkapan marhaban. Kandungan substansial dari kata marhaban adalah ekspresi kegembiraan batiniah. Namun Secara harfiah, diksi "Marhaban", dipahami sebagai ekspresi "selamat datang". Biasanya kata ini digunakan sebagai salam atau ucapan selamat datang kepada seseorang dalam suasana yang penuh kehangatan.

Lalu mengapa ibadah puasa yang sering dikategorikan sebagai bulan latihan mental- spiritual, latihan jiwa, bulan menahan lapar dan dahaga, kita nanti dengan penuh kehangatan sebagai bulan istimewa? Jawabnya lagi-lagi terpulang pada diri kita masing-masing. 

Namun, kalau mau kita telisik lebih jauh, uniknya ibadah Ramadhan tuh di sini. Sepertinya ibadah Ramadhan didesain Allah untuk merefresh (menyegarkan) kejenuhan atau bahkan kemudaratan sosial yang ada. Allah seperti mendesain bulan ini menjadi bulan di mana kita semua mau introspeksi diri, mau saling mengerti, saling memaafkan dan berhenti hajar hajaran.

Setting atas disain ini bukan mustahil, sebab ini ibadah yang prosesnya sangat subyektif penuh dengan ujian kejiwaan tapi efeknya obyektif penuh dengan kemaslahatan sosial. Puasa menggembleng ketaqwaan individu, yang jika dieksternalisasikan -- sekedar meminjam istilah Peter L.Berger -- menjelmakan terbentuknya kesalehan sosial. Membangun rahmatan Lil Al-Amin.  

Sebagian dari kita mengandalkan kebahagian Ramadhan semenjak ramadhan belum tiba. karena meyakini bahwa  inilah bulan yang segala amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Bulan yang gampang menerima taubat dan ampunan dosa.

Menempatkan kesadaran  akan kemuliaan sebagai bagian yang menyatu dengan Ramadhan, sesungguhnya juga wajar menjadi dasar kegembiraan kita. 

Namun jika kita tilik lebih dalam lagi, ternyata ada satu hikmah penting yang disajikan oleh bulan Ramadhan, yakni hikmah latihan pembiasaaan. Itu karena Ramadhan mengajarkan kita menjadi insan yang "terbiasa dan "berbiasa" menjadi manusia "luar biasa". Karena orang berpuasa itu maunya berbuat serba baik aja...

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.