Karena Saya Mencintai Pekerjaan Saya
- Koleksi Pribadi Sutopo Purwo Nugroho
Soal lain, terkait pekerjaan bapak yang selalu update informasi kebencanaan?
Saya menyukai pekerjaan saya. Sering kali saya tidak mengenal lelah. Apalagi teman-teman media sangat tergantung dengan saya.
Dapat informasi dari grup BPBD dan sebagainya. Apa yang saya miliki, saya analisis. Kemudian saya sebar di medsos.
Kader pengganti bagaimana?
Sebenarnya saya sudah kader staf-staf di sini (BNPB). Anak-anak muda saya latih, pengetahuan juga ada, honor juga ada. Tapi kadang ya begitu lah. Ini karena bukan hasrat atau sebagainya.
Ini pegawainya malas atau Bapak yang kurang percaya?
Saya percaya, tetap percaya dengan mereka. Tapi nyatanya ada bencana tetap menunggu (informasi). Enggak ada yang aktif gitu loh.
Kalau pegawai yang nge-share?
Boleh share. Saya berikan kebebasan. Sebenarnya mereka juga dapat informasi. Apa yang saya riliskan itu (mereka) dapat semuanya.
Tapi satu, mereka kadang, ya tidak begitu cepat. Kedua, kadang dengan bahasa-bahasa yang biasalah. Kan sering kali humas itu dengan bahasa yang normatif. Kondisi ini sebenarnya terjadi di mana-mana. Tidak cuma di BNPB.
Pegawai saya, sudah sering kali saya marahi. Saya ajari cara-caranya. Tapi nyatanya kadang twitter saya yang mention-kan ke BNPB Indonesia. Harapan saya langsung diretweet. Tapi kadang berhari-hari juga enggak (diretweet).
Jadi ya sudahlah. Tidak semua orang itu mau capek. Bagi saya, ya saya nikmati.
Pernah merasa capek dengan kondisi ini?
Jangan dikira saya diam (menunggu informasi, saat membuat rilis), semua data datang. Enggak. Saya juga kadang telepon-telepon ke sana ke mari. Nyari.
Gunung Sinabung meletus, itu saya cari telepon-telepon sana. Kondisinya seperti apa, yang saya (sebar) medsos-kan, harus valid. Karena orang merujuk ke situ
Jadi, kalau ditanya capek, ya capek. Tapi dinikmati. Yang penting itu niat, niat selama itu memberikan manfaat buat orang lain, kenapa tidak.
Kondisi anda kan sedang sakit?
Saya bekerja dengan hati. Saya nikmati. Saya sempat syok (dengan kanker). Lalu saya pikir-pikir, sudahlah. Sakit, sehat, hidup, mati, semua sudah diatur. Saya nikmati saja.