Mete Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Global, Begini Penjelasannya
- Dokumentasi Kementerian Pertanian.
Selain itu, CNSL dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati, industri cat, bahan antikarat, lecquer, bahan pembungkus kabel, bahan oli rem mobil dan pesawat terbang, pembuatan kampas rem kendaraan bermotor serta sebagai bahan bakar (yang renewable).
Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan antara lain fasilitasi penyediaan alat pascapanen dan pengolahan serta melakukan pelatihan dan advokasi ke petani. Tentang, pentingnya menghasilkan produk turunan dengan kualitas dan kuantitas yang baik sehingga bernilai tambah tinggi.
Selain itu, terkait jaminan produksi. Saat ini memang kendala pengembangan mete Indonesia adalah rendahnya produktivitas karena banyaknya tanaman tua, sehingga perlu dilakukan peremajaan tanaman.
"Melalui program BUN-500, upaya dari penyediaan benih yang unggul diharapkan dapat berkontribusi dalam program peremajaan tanaman selain dari pemenuhan sarana produksi lainnya,” katanya.
Dia berharap, upaya-upaya yang dilakukan didukung dengan peran dari perindustrian dalam mendorong fasilitasi pengembangan usaha skala rumah tangga, kecil, dan menengah. Karena pekebun mete sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan skala usaha yang golongan pendapatan menengah ke bawah sehingga pemerintah harus hadir.
Selain melalui penyediaan input produksi dan alat pascapanen, pengolahan, standardisasi kualitas juga bagaimana penguatan kelembagaan petani, kemitraan dan jaminan pasarnya.
“Perlu juga didorong memperluas akses pasar salah satunya berkontribusi melalui pameran produk mete di dalam dan luar negeri sebagai sarana promosi,” tambahnya.
