Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Kuartal II Masuk Zona Negatif

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia akan semakin tertekan pada kuartal II-2020. Ekonomi Indonesia diperkirakan akan mulai mengalami kontraksi pada periode itu.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025: Pelambatan Tertajam Sejak 2021

Sri mengungkapkan, pada kuartal tersebut pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan bisa menurun hingga -3,1 persen. Jauh di bawah realisasi pertumbuhan pada kuartal I-2020 yang hanya bergerak di posisi 2,97 persen.

"Sehingga pertumbuhan di Kuartal-II prediksi kita ada di -3,1 persen untuk pertumbuhan ekonomi. Dan ini yang kita coba upayakan untuk kuartal III mengalami pembalikan atau pemulihan," kata dia saat konferensi pers, Selasa, 16 Juni 2020.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Dia mengatakan, kondisi ekonomi yang semakin tertekan itu disebabkan sudah efektifnya pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada periode tersebut. Akibatnya aktivitas ekonomi dan sosial tidak bergerak.

Apalagi, kebijakan PSBB tersebut diterapkan di beberapa daerah yang menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar bagi ekonomi Indonesia, seperti DKI Jakarta, termasuk Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi hingga Jawa Barat dan Jawa Timur.

Petinggi Bank Dunia Temui Sri Mulyani, Puji Ekonomi RI di Tengah Pelambatan Global

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), daerah yang menyumbang ekonomi terbesar bagi Indonesia memang masih berasal dari pulau Jawa. Pada Kuartal I-2020 59,41 persen ekonomi Indonesia disumbang oleh Jawa, diikuti Sumatera sebesar 21,40 persen.

"Kuartal kedua kami proyeksikan kontraksi terjadi karena full PSBB diberlakukan di berbagai tempat yang punya kontribusi ekonomi nasional besar," ucap dia.

Karena itu, dia mengatakan, pemerintah masih sangat mengupayakan agar kuartal III dan IV ekonomi kembali bergerak. Tujuannya supaya ekonomi Indonesia tidak lagi negatif dalam, namun bisa mengarah pada nol persen hingga kembali positif.

"Ini sedang kita coba untuk menangani dan mitigasi. Jadi upaya pemerintah sekarang dari policy adalah bagaimana kita bisa mitigasi atau mengelola risiko yang downside sudah sangat dalam ini agar tidak menjadi memburuk atau bisa tertahan pada level yang di zona positif," paparnya.

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell

The Fed Pertahankan Suku Bunga, Waspadai Dua Risiko bagi Ekonomi AS

The Fed mengumumkan tidak mengubah suku bunga acuan di level 4,25 persen hingga 4,5 persen yang telah berlaku sejak Desember 2024. Dua kuat ini jadi pertimbangannya.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2025