Mencicip Citarasa Kopi 100 Tahun

Kopi Es Tak Kie
Sumber :

VIVA.co.id - Bagi Anda pecinta kopi, tak sah rasanya bila tidak berkunjung ke Kopi Es Tak Kie. Bukan hanya soal rasa, kedai kopi yang terletak di kawasan Pecinan ini juga sarat sejarah.

Usianya yang mendekati satu abad, memastikan kopi khas ini melewati masa penjajahan Belanda, Jepang dan masih lestari hingga kini.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Kopi Es Tak Kie berdiri di dalam sebuah gang sempit bernama Gang Gloria yang saat ini berubah nama menjadi jalan Pintu Besar Selatan III, Glodok. Selama hampir satu abad, interior kedai, bahkan meja dan kursinya masih tetap seperti dulu. 

Rasa kopinya pun sama. Hanya pernah mengalami sekali perubahan rasa, ketika kedai ini dikelola generasi penerus. Mereka melakukan beberapa kali percobaan hingga ditemukan resep kopi yang lebih segar dan lebih nikmat tanpa ampas.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Nama Tak Kie punya arti yang begitu dalam. Tak, berarti bijaksana dan sederhana, sementara Kie adalah nama yang mudah diingat orang. Jika diartikan secara keseluruhan, Tak Kie berarti kedai kopi sederhana yang menyimpan kebijaksanaan dan mudah diingat orang.

Satu hal yang istimewa dari Es Kopi Tak Kie adalah minuman tersebut tidak hanya dibuat dari satu jenis kopi saja. Melainkan campuran kopi dari jenis kopi Robusta maupun Arabika dari Lampung, Toraja, sampai Sidikalang.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Tapi, tidak seperti kedai kopi pada umumnya yang "hidup" di malam hari, Kopi Es Tak Kie buka mulai pukul 06.30 pagi hingga 14.00 siang. 

Jika rasa haus sudah terpuaskan oleh kopi dan rasa lapar datang, tidak perlu jauh-jauh mencari makanan. Di dekat kedai kopi, ada warung kecil berpapan kecil pula, dengan nama “Rujak Shanghai Encim”.

Meski namanya Rujak Shanghai, bukan berarti di Shanghai ada rujak macam begini. Nama rujak ini diambil dari nama bioskop yang ada di sekitar sini, namanya bioskop Shanghai.

Rujaknya unik, isinya juhi, ubur ubur dan kangkung. Lalu diberi kuah kental dari sagu, saos tomat dan racikan bumbu lainnya yang akhirnya menghasilkan warna merah muda yang romantis.

Lainnya, di gang belakang pasar Gloria terdapat gado-gado Direksi. Rumah makan ini ukurannya hanya 1 x 5 meter. Sudah termasuk tempat mengolah makanan, menyimpan kotak makanan dan bahan baku gado-gado. 

Dari segi ukuran, rumah makan ini hanya bisa menampung 2 pelanggan. Tapi, dalam sehari, terjual 400 porsi gado-gado.

Masih ada lagi kuliner lain yakni Kari Lam. Kari ini hanya menggunakan ayam kampung pilihan. Bumbu kari yang asli dari campuran aneka rempah khas Medan. Kari ini isinya melimpah, tidak hanya kuah, namun penuh daging. Selain kari ayam, Kari Lam juga menyediakan kari dari daging sapi.

Tak jauh dari Pasar Gloria ada pusat kembang gula impor. Sebelum dibongkar awal November lalu, pasar permen ini terletak tak jauh dari Pasar Pagi Lama.

Sekarang para pedagang terpaksa berpindah tempat, yang terbanyak ada di lantai bawah bagian belakang Chandra Building. Permen-permen ini banyak dicari orang untuk dijual lagi maupun dikonsumsi sendiri.  (one)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya