Petani Masih Miskin, Pakar Soroti Perhatian Pemerintah

Petani di sawah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri
VIVA.co.id
Indonesia Terancam Krisis Petani
- Pakar pertanian menyoroti kondisi kehidupan petani yang sulit. Dia menilai, pemerintah kurang memperhatikan petani.

Kurang Tenaga Pertanian, Indonesia Darurat Pangan

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengatakan bahwa selama puluhan tahun kesejahteraan petani kurang diperhatikan. Hal ini ditandai dengan menurunnya nilai tukar petani (NTP) hingga mendekati angka 100.
Indonesia Sepakat Gunakan Karet untuk Campuran Aspal


Dia menyebutkan bahwa kenaikan harga gabah kering giling pun tak mengangkat kesejahteraan petani. Seperti yang diketahui, dalam Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2015, telah ditetapkan bahwa harga gabah sebesar Rp3.700 per kilogram (kg).


"Penetapannya HPP (harga pokok penjualan) masih mencederai petani, padahal penyumbang inflasi 21 persen dalam tiga tahun terakhir," kata dia, di diskusi di Cikini, Jakarta, Senin 25 Mei 2015.


Dwi mengatakan bahwa angka Rp3.700 per kg tak dinikmati oleh petani. Di jaringan petani, harga gabah yang berlaku sebesar Rp3.000-3.400 per kg. Sebab, petani tak menjual langsung gabahnya. Mereka menjualnya kepada para pengepul.


"Petani tak punya fasilitas penggilingan padi," kata dia.


Tak hanya itu, upah petani sebesar Rp1,03 juta. "Ini di bawah UMP (upah minimum provinsi). Kalau tiap 1 Mei petani demo (kenaikan upah), habis kita," kata Dwi.


Selain itu, Dwi pun menyoroti adanya peningkatan perluasan sawah yang berbeda jauh dengan peningkatan perluasan perkebunan.


"Perluasan perkebunan selama 25 tahun meningkat 144 persen, sedangkan sawah meningkat 2,6 persen," kata dia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya