Film-film Nia Dinata Pukau Publik Belanda
- KBRI Den Haag
Sementara itu, menanggapi penyelenggaraan acara pemutaran khusus film Indonesia di Belanda, Nia menyatakan sangat senang. “Saya senang sekali bisa bertukar pikiran dengan orang-orang dari Den Haag dan dari kota-kota lain di Belanda, yang datang sore ini,” katanya.
“Mudah-mudahan, tiap tahun akan ada acara seperti ini, dan akan selalu ada film Indonesia yang diputar di Negeri Belanda, dengan jumlah penonton yang makin banyak.”
Karya Nia yang diputar pada hari kedua, Kamis, 1 Oktober, adalah Berbagi Suami (2006) dan Ca Bau Kan (2002). Berbagi Suami, yang judul rilis internasionalnya Love For Share, merupakan film yang cukup banyak meraih penghargaan dan disertakan dalam banyak sekali festival film nasional dan internasional.
Film yang terbagi dalam tiga segmen cerita itu, antara lain, berhasil meraih penghargaan Festival Film Indonesia 2006 kategori pemeran pembantu pria terbaik (El Manik) dan tata artistik terbaik, penghargaan MTV Indonesia Movie Awards 2006 untuk kategori film terbaik, Silver Awards di ajang Lyon International Film Festival 2006 di Perancis dan penghargaan sebagai best director di ajang Brussel International Independent Film Festival 2007.
Ca Bau Kan (2002), film pertama Nia yang diangkat dari novel dengan judul sama karya novelis Remy Sylado, langsung dicap kontroversial ketika dirilis untuk pertama kalinya. Film ini dianggap kontroversial karena merupakan film Indonesia pertama yang judulnya berbahasa asing, yang dilarang pada masa Orde Baru. Ca Bau Kan juga merupakan film Indonesia pertama yang sarat dengan tema budaya dan bahasa Tionghoa peranakan pada zaman kolonial Belanda. Dan, Ca Bau Kan adalah film Indonesia pertama yang menggambarkan peran peranakan dan etnis Tionghoa dalam masa perang kemerdekaan Indonesia.
Menurut Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Penerangan Sosial dan Budaya dari KBRI Den Haag, pada hari terakhir pemutaran film Indonesia di Filmhaus Den Haag, Jumat, 2 Oktober 2015, akan ditampilkan dua film, Arisan! (2003) dan Arisan 2 (2011).
Film Arisan ! berhasil memenangkan seluruh (5) penghargaan utama Festival Film Indonesia 2004: Film Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Prestasi yang sama hanya pernah diraih oleh film Ibunda pada 1986.
Nia Dinata dipilih untuk mengisi acara di Filmhuis Den Haag karena beberapa alasan tertentu, antara lain karena merupakan sutradara yang sangat berbakat, dan film-filmnya banyak memenangkan penghargaan nasional dan internasional. Selain itu karena film-film Nia mengangkat cerita kaum yang terpinggirkan.