DPR Minta Daging Sapi Impor Harus Bebas Penyakit

DPR RI menggelar diskusi Dialegtika Demokrasi terkait harga daging
Sumber :

VIVA.co.id – DPR RI menggelar diskusi Dialektika Demokrasi terkait harga daging hari ini. Dalam diskusi di Media Center, salah seorang narasumber Anggota Komisi IX Muhammad Iqbal mengatakan, jika ditemukan indikasi adanya kartel harus ditangkap.

Yandri Susanto dari Fraksi PAN Jadi Ketua Komisi VIII

"Seperti kita ketahui, konsumsi daging nasional 600 ribu ton daging atau sekitar 3,9 juta ekor  sedangkan stok daging nasional sekitar 350 ribu ton maka kekurangan 250 ribu ton. Pertanyaannya jumlah sapi lokal kita terbatas, kebijakan impor pemerintah," ujarnya di Nusantara III, Kamis 9 Juni 2016.

Menurut Iqbal, pemerintah agak terlambat antisipasi terkait persoalan ini. Seharusnya, sambung Iqbal, harusnya jauh-jauh hari sebelum Ramadhan.

Sepakat Revisi UU MD3, Dua Fraksi Ini Beri Catatan

"Awal bulan impor itu sudah masuk harusnya. Tetapi karena ini telat maka yang terjadi adalah kenaikan harga daging. Apakah daging impor sudah bebas penyakit-penyakit mulut dan kuku (PMK)? Yang saya tahu saat ini pemerintah sudah menerapkan impor berdasarkan zona yang bebas PMK," ucap Politisi PPP tersebut.

Ia mengaku setuju impor daging, tapi ini dinilai sudah terlambat dan harus dipastikan dagingnya sehat karena  daging beku.

Mungkinkah RUU Perlindungan Data Pribadi Selesai dalam 4 Bulan?

"Ada beberapa hal dalam jangka panjang, saya kira penggemukan dan produksi sapi harus ditingkatkan. Kalau kita ingin tahun depan tak ingin kenaikan kembali terulang maka pemerintah harus menghitung benar berapa stok dan kebutuhan nasional," katanya.

Soal hormon pertumbuhan, menurut Iqbal itu artinya dengan kebijakan impor, pemerintah mengetahuinya sapinya disuntik hormon.

"Satu sisi pemerintah ingin harga stabil, tapi di satu sisi lain sapi-sapi itu disuntik oleh hormon, hingga pengaruhi kesehatan kita. Pemerintah harus antisipasi bagaimana kualitas dan kesehatan daging terjaga," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta tegas mengatakan bahwa semua itu adalah permainan harga oleh para kartel daging sapi.  Permainan para kartel dalam mempermainkan harga, lanjut Oesman Sapta, sangat ‘biadab’ dan sangat tidak mau memperhatikan nasib rakyat kebanyakan.

“Pertanyaan besarnya adalah siapakah para kartel ini, berada dimana mereka begitu tenangnya mempermainkan harga? Tersiar berita ada lima kartel yang sidah diketahui tapi tidak disebutkan namanya karena dikhawatirkan akan melarikan diri ke luar negeri. Apakah hanya lima ini saja yang diketahui, tidak masih banyak lagi dan sangat rapi,” katanya, dalam diskusi bertajuk ‘Dialektika Demokrasi, Presiden Jokowi dan Kartel Daging Sapi’ tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya