BPPT: Selain Beras, Jagung dan Singkong Juga Bernilai Gizi

Seorang warga menyortir jagung manis yang baru dipanen di persawahan desa Bajangan, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (6/6/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan buku outlook yang membahas mengenai pangan. Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB), Eniya Listiani Dewi, menuturkan outlook pangan tersebut berisi kajian diversifikasi pangan karbohidrat.

Polri Awasi Kenaikan Harga Sampai Distribusi Bahan Pokok Jelang Lebaran 

Eniya mengatakan, Indonesia menjadi negara pengonsumsi beras terbesar. Tapi sayangnya, kasus yang sering terjadi adalah masih besarnya nilai impor beras di Tanah Air.

"Menurut data, (konsumsi beras) masyarakat Indonesia mencapai 139 kilogram per kapita per tahun," ujar Eniya saat konferensi pers peluncuran outlook di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa 26 Juli 2016.

Mendagri Tito: Pemda Harus Dorong Masyarakat Bikin Gerakan Tanam di Tiap Daerah

Padahal, menurut Eniya, masih banyak bahan pokok pangan yang masih bisa dimanfaatkan, untuk mengurangi penggunaan beras. Diversifikasi pangan itu seperti jagung, singkong, gandum dan lainnya.

Dia mengakui memang ada beberapa wilayah yang masih menjadikan jagung dan singkong sebagai bahan pokok utama makanan, tapi masih dalam skala kecil. "Seperti Cimahi ya," ujar dia.

Pelototi Penyaluran Bantuan Pangan di Yogyakarta, Ini Temuan Satgas Pangan Polri

Dengan fakta angka tersebut,  Eniya mengatakan, maka perlunya BPPT sebagai badan pengkajian menerbitkan outlook untuk diversifikasi pangan. Seperti jagung dan singkong pun, ujar Eniya, punya nilai gizi yang bervariasi dari beras. "50 kilogram per kapita per tahun target kita di 2045," kata Eniya.

(ren)

Presiden RI Prabowo Subianto (Sumber: YouTube Setpres RI)

Prabowo: Kita Surplus Telur, Negara Lain Harga Pangan Tinggi

Presiden RI, Prabowo Subianto mengaku bangga karena harga pangan di Indonesia terkendali. Ia menyoroti harga pangan tinggi yang dialami beberapa negara lain.

img_title
VIVA.co.id
7 April 2025