Isu Harga Rokok Rp50 Ribu Resahkan Pedagang Asongan
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
"Tembakau itu komoditas yang menyangkut jutaan penduduk Indonesia. Salah membuat kebijakan maka mematikan mata pencaharian jutaan masyarakat Indonesia," kata Ahmad.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul, Pulung Haryadi mengatakan saat ini jumlah luas lahan dan petani tembakau terus menurun meski di beberapa titik petani masih menanam tembakau. Musim yang tidak jelas membuat petani tembakau enggan menanam tembakau karena takut merugi.
"Tanaman tembakau kalau terkena hujan akan mati. Jika hidup makan kualitas daun tembakaunya buruk dan imbasnya petani merugi," katanya.
Diakuinya meski lahan tembakau di Bantul hanya ratusan hektar dan hasilnya masih minim namun budidaya tembakau tetap digalakkan oleh Pemkab Bantul karena tanaman pertanian yang menjanjikan.
"Meski musim tak jelas masih ada petani yang menanam tembakau meski jumlahnya hanya puluhan hektare yang tersebar di Kecamatan Piyungan, Imogiri, Pleret dan Dlingo," ungkapnya.
Terkait dengan isu harga satu bungkus rokok Rp50 ribu, Pulung berharap sebelum pemerintah menaikkan cukai sebaiknya pemerintah daerah yang memiliki petani tembakau diajak bicara karena berdampak luas kepada petani tembakau.
"Bisa saja harga tembakau akan jatuh karena permintaan rokok turun akibatnya permintaan bahan baku rokok juga akan turun sehingga harga jatuh," ujarnya.
