Komisi XI: Postur APBN Rusak Karena Hutang Semakin Banyak
Selain itu, jelasnya pemerintah kembali merilis paket kebijakan ekonomi yang ke-13. Pemerintah berharap, paket itu bisa merangsang pembangunan perumahan bagi rakyat.
"Punya rumah itu penting, tapi ada yang lebih penting lagi, yaitu membaiknya daya beli dan penciptaan kesempatan kerja yang lebih baik. Jadi, seharusnya pemerintah mengevaluasi 12 paket kebijakan sebelumnya yang sudah tak begitu jelas nasibnya ketimbang bikin paket baru yang belum tentu juga bisa dicapai," ujarnya.
Ia menjelaskan, ke-12 paket kebijakan, terutama yang terkait dengan investasi, peningkatan kemudahan berusaha terutama UMKM, serta penciptaan kesempatan kerja yang lebih baik, harusnya sudah bisa dinikmati. saat ini. Nyatanya kan tidak. Malahan, kita semua kaget, laporan BPS terbaru menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan 200 ribu orang yang bekerja di sektor pertanian, kemiskinan masih 28 juta orang, ketimpangan juga makin lebar. Ini kan masalah sesungguhnya. Lalu, paket-paket yang sudah dirilis sebelumnya, kemana saja?
"Kita khawatir, paket ke-13 ini akan bernasib serupa. Hanya jadi ‘angin segar’ di telinga, tapi tak pernah ada realisasinya seperti halnya ‘kembang-kembang api’ yang menyala indah di awal, tapi mati dalam sekejap.
Sementara itu, tambahnya pemerintah juga perlu melakukan evaluasi program-program rumah untuk keluarga miskin yang pelaksanaannya masih minimal. Bahkan, dalam beberapa kasus, menjadi ajang ‘transaksional’. Rakyat yang sudah miskin, dibebani lagi dengan pungutan yang tidak jelas.
"Sebab itu, saya mendorong pemerintah untuk merealisasikan paket-paket kebijakan ekonomi yang sebelumnya sudah dirilis, namun evaluasi dan monitoringnya masih absurd. Termasuk juga evaluasi atas skema penganggarannya. ini penting mengingat APBN kita masih kurang sanggup, masih defisit," ujarnya. (webtorial)
