Stuntman Indonesia, Tidak Ada Asuransi Tapi Dikenal Nekat

Deswyn Pesik, stuntman dan action director film laga Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Stuntman atau pemeran pengganti menjadi faktor pendukung yang tak kalah penting dalam sebuah film action atau laga. Para stuntman adalah mereka yang melakukan aksi berbahaya, menggantikan para aktor utama di depan kamera.

Usia 71 Tahun, Jackie Chan Akui Kini Gunakan Stuntman, Tapi Tetap Tangguh di Layar

Deswyn Pesik, aktor dan juga action director ini cukup dikenal namanya dalam dunia laga. Ia mendirikan SFC (Stunt Fighter Community), sebuah komunitas stuntman untuk sinetron, film, dan iklan di Indonesia. Tidak ada syarat khusus untuk masuk dalam komunitasnya ini. Semua yang memiliki motivasi dan keberanian menjadi stuntman bisa bergabung, karena komunitas ini menyediakan pelatihan rutin untuk melatih para anggotanya.

Menjadi stuntman tidaklah mudah. Semua anggota sejak awal harus sudah mempersiapkan segala risikonya. Namun begitu, Deswyn tak pernah lupa untuk memberikan metode-metode khusus dan standar keamanannya.

Brand Indonesia Lakukan Ini Agar Produknya Bisa Dikenal di Luar Negeri

"Yang pasti persiapan fisik dan mental harus ada. Setelah terbiasa, ada trik khusus, teknik jatuh misalnya. Kita perhatiin dahulu titik jatuh di mana, apa yang jatuh dahulu, tangan atau kaki. Begitu jatuh, kita sesuai blockingan yang diminta," ujar Dewyn kepada VIVA.co.id, Kamis, 25 Agustus 2016.

Untuk menampilkan kesan nyata, pria yang pernah ikut dalam sejumlah film seperti Sang Martir dan Gangster ini, mengaku jarang menggunakan matras. Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya gambar. Tapi tetap saja, keamanan penting mereka perhatikan.

Kisah Pemeran Pengganti Harry Potter yang Lumpuh saat Syuting Akan Diangkat Jadi Dokumenter

"Safety equipment. Pelindung lutut, sikut, tulang belakang. Kalau pakai kaus singlet ya enggak pakai. Latihannya harus benar-benar," katanya.

Persiapan yang dilakukan seorang stuntman di antaranya adalah melakukan latihan rutin setiap minggu. Ketika ada proyek film, latihan akan lebih intens dilakukan.

Tidak ada jaminan

Melakoni adegan-adegan berbahaya, dari mulai perkelahian, kebut-kebutan, terjun bebas, jatuh dari motor, mobil, dan lain sebagainya itu tentu sangat berisiko. Namun Deswyn mengaku belum ada jaminan, seperti asuransi kesehatan apalagi jiwa untuk stuntman.

"Belum ada asuransi. Kalau iklan masih ada. Film, sinetron enggak ada. Uang ganti rugi saja. Zaman sinetron, (bahkan) Rp50 ribu untuk pijit," ujarnya. Beruntung, tidak pernah ada kejadian buruk yang selama ini menimpanya dan rekan-rekan di SFC.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya