Harga Minyak Mentah Brent Capai Rekor Tertinggi

Ladang minyak
Sumber :

VIVA.co.id – Harga minyak dunia melonjak sebanyak lima persen pada Kamis atau Jumat WIB, dengan minyak mentah Brent mendekati rekor tertinggi dalam 16 bulan.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat 2 Desember 2015, lonjakan ini memperpanjang keuntungan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia sepakat untuk membatasi produksi guna mengurangi banjir pasokan. 

OPEC pada Rabu setuju untuk mengurangi produksi minyak pertama sejak delapan tahun lalu. Kesepakatan itu juga termasuk tindakan terkoordinasi pertama dengan kelompok anggota non-OPEC Rusia dalam 15 tahun. 

Harga minyak mentah patokan dunia, Brent untuk bulan Februari naik US$2,13, atau 4,1 persen menjadi US$53,97 per barel, setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Juli 2015. Minyak mentah AS ditutup naik US$1,62, atau 3,3 persen menjadi US$51,06 per barel. 

Pada hari Kamis, Azerbaijan bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan tentang pemangkasan produksi minyak. 

"Ini masih harus dilihat seberapa baik mereka tetap berpegang pada rencana," kata Simon Bunga, Analis di konsultasi Wood Mackenzie.

Produk olahan minyak AS juga naik bersama dengan minyak mentah. Ultra rendah sulfur diesel (ULSD) berjangka melonjak sebanyak 5,5 persen ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun sementara bensin berjangka melonjak sebanyak enam persen.

Intercontinental Exchange Inc juga mengatakan, harga minyak mentah berjangka ICE Brent mencapai rekor volume harian 1,96 juta kontrak pada Rabu.

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi dalam Tujuh Tahun

OPEC menghasilkan sepertiga dari minyak dunia, atau sekitar 33,6 juta barel per hari, dan kesepakatan itu bertujuan untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari Januari 2017.

(mus)

Harga Minyak Dunia Meroket, WTI dan Brent Tembus US$90 Per Barel 
Ilustrasi Harga Minyak

Perang Israel-Iran Dorong Harga Minyak Mentah Naik, Segini Proyeksi Analis

Perang Israel-Iran picu lonjakan harga minyak mentah dunia. Analis prediksi bisa tembus US$120 per barel terutama jika serangan ditujukan ke sekitar Selat Hormuz.

img_title
VIVA.co.id
23 Juni 2025