Gawat, Petugas Keamanan Tinggalkan Pistol di Toilet Pesawat

Pistol.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Anwar Sadat

VIVA.co.id – Seorang petugas keamanan dalam penerbangan (air marshal) Federal Amerika Serikat melakukan keteledoran dengan meninggalkan senjata apinya di dalam toilet maskapai penerbangan Delta Airlines.

Polisi: Koper Berisi Senpi dan Ratusan Peluru di Pasar Minggu Milik Pasutri Asal Filipina

Ia sedang melakukan perjalanan dari kota Manchester, Inggris ke kota New York, AS, melalui Bandara Internasional John F. Kennedy. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai sikap ceroboh yang dilakukan penegakan hukum udara tersebut.

Mengutip situs Sputniknews, Rabu, 26 April 2017, petugas yang tidak disebutkan identitasnya itu tidak langsung melaporkan kejadian tersebut ke atasannya.

Ngaku Orang 'Ring Satu Istana', Pria di Depok Ancam Warga Pakai Benda Diduga Senpi

Namun, beberapa hari kemudian barulah ia lapor di saat melakukan perjalanan dengan rute penerbangan lain.

Padahal, senpi miliknya yang tertinggal sudah diamankan kru maskapai bernomor penerbangan 221 setelah penumpang lain menemukannya di toilet, lalu dengan cepat mengembalikannya.

KPK Geledah Dua Rumah di Jaksel Terkait Korupsi di ASDP, 5 Mobil Mewah dan Senpi Disita

Ini bukan pertama kalinya seorang air marshal meninggalkan senpi di toilet pesawat terbang. Menurut Craig Sawyer, air marshal yang teledor itu baru dipekerjakan, dan sudah seharusnya dicopot setelah kejadian tersebut.

"Dia melakukan kesalahan yang seharusnya berujung pada pencopotan," katanya, yang juga mantan air marshal. Ia mengungkapkan, bila senpi itu jatuh ke tangan orang yang berniat jahat, otomatis membahayakan nyawa banyak orang di dalam pesawat.

Delta Air Lines

Maskapai Delta Airlines.

Oleh karena itu, Sawyer mendorong agar Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) memperbaiki pelatihan bagi petugas lapangan baru.

Sementara itu, maskapai Delta Airlines membenarkan insiden tertinggalnya senpi tersebut. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

TSA telah lama dikritik karena manajemen yang buruk dan tidak memiliki laporan yang baik terkait tugas mereka, termasuk penyamaran untuk memantau dan merespons ancaman serta kinerja untuk meningkatkan keamanan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya