Nyonya Meneer Goyang, Mendag Harap Bukan Masalah Keluarga

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G. Asmara

VIVA.co.id – Persoalan yang menimpa PT Nyonya Meneer dalam beberapa minggu terakhir menjadi perbincangan hangat di kalangan dunia usaha. Namun, sejauh ini belum ada keterangan pasti apa yang menjadi penyebab perusahaan tersebut menunggak utang kepada kreditur perorangan.

Kemendag Sebut Implementasi IC-CEPA Sukses Dongkrak Perdagangan RI-Chile

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengaku tak begitu mengetahui secara pasti persoalan yang membelit perusahaan jamu legendaris tersebut. Namun menurutnya, ada berbagai aspek yang bisa dijadikan acuan, dalam menentukan penyebab perusahaan mengalami masalah.

"Bisa saja karena faktor internal mereka. Kalau dilihat dalam produk yang sama, yang satu naik, yang satu tidak naik, tentu kinerja. Apa kinerja dari dalam? Tentu mereka sendiri yang tahu," kata Enggartiasto di Jakarta, Kamis 20 Agustus 2017.

Kemendag Ungkap Biang Kerok Naiknya HPE Konsentrat Tembaga

Dia menilai, sebagai perusahaan keluarga yang sudah turun temurun sejak dulu, pengelolaan manajemen perusahaan yang baik menjadi faktor krusial. Terutama, dari sisi siapa yang ditunjuk untuk memimpin dan mengembangkan perusahaan ke depan.

“Dilihat, siapa yang menahkodai Ini. Disayangkan saja kalau seandainya terjadi hal seperti ini. Tipikal bisnis keluarga, yang harus diwaspadai adalah generasi ketiga,” katanya.

Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara!

Enggartiasto pun enggan berspekulasi apa yang menimpa perusahaan jamu yang sudah berdiri sejak 1919 itu, lantaran belum berdiskusi langsung dengan jajaran Nyonya Meneer. Namun secara garis besar, pemerintah tetap mendukung keberlangsungan industri jamu di Indonesia.

"Kami dukung, dan kami juga promosikan betul herbal kita. Karena itu juga ada tren pergeseran sedikit dengan herbal dan potensi besar," katanya. (mus)

Direktur Pengembangan Bisnis PT PPI Charles Situros jadi saksi kasus impor gula

PPI Jelaskan Impor Gula atas Instruksi Kementerian untuk Stabilisasi Harga

Pemerintah awalnya berusaha memenuhi kebutuhan gula melalui BUMN. Namun, upaya tersebut gagal karena ketiadaan stok di dalam negeri.

img_title
VIVA.co.id
19 September 2025