Pernah Dilecehkan Pastor, Duterte Tinggalkan Agama Katolik

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA – Setelah mendapat kecaman akibat pernyataan kontroversialnya tentang Tuhan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte kini mengaku secara blak-blakan bahwa ia sudah berhenti menjadi seorang Katolik.

Israel Serang Gereja Katolik Gaza, Paus Leo Telepon Netanyahu

Duterte mengatakan hal ini dengan menyinggung adanya insiden yang mengerikan. Dia diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang pendeta.

"Sesuatu yang mengerikan terjadi ketika kita masih muda. Sementara mengaku, kami sedang dibelai. Jadi ketika saya lulus, saya bukan lagi seorang Katolik. Saya bukan lagi seorang Katolik pada usia itu," kata Duterte seperti dikutip Asia One.

Perjalanan Spiritual Djibril Cisse: Lahir dari Keluarga Muslim, Pindah Agama, Jadi Kontroversi di Pantai Gading

Hal ini dikatakan Presiden berusia 73 tahun itu dalam acara peresmian Sekolah Tinggi Malayan Mindanao di Kota Davao.

Pernyataan ini mengacu pada klaim Duterte sebelumnya bahwa ia pernah dilecehkan oleh almarhum Pastor Harry Falvey saat di sekolah menengah di Ateneo de Davao University. Insiden itu diduga terjadi ketika dia dan teman-teman sekelasnya sedang melakukan pengakuan dosa kepada seorang pastor.

Pesan Perdana Paus Leo XIV: Cinta, Persatuan, dan Perdamaian

Setelah kejadian itu, Duterte berhenti menjadi seorang umat Katolik dan memutuskan untuk menciptakan gagasannya sendiri tentang Tuhan.

Seperti diketahui Juni 2018 lalu, Duterte dituduh melakukan penistaan agama karena menyebut Tuhan 'bodoh'. "Siapakah Tuhan yang bodoh ini? Anda menciptakan sesuatu yang sempurna dan kemudian Anda memikirkan suatu peristiwa yang akan menghancurkan kualitas pekerjaan Anda," kata Duterte.

Pernyataan ini diungkapkan saat dia mengomentari kisah di kitab suci saat Hawa tergoda dengan buah di Taman Eden.

Filipina adalah negara mayoritas Katolik terbesar di Asia dan merupakan rumah bagi populasi Katolik terbesar ketiga di dunia. Otoritas keagamaannya telah mempertahankan pengaruh signifikan di kalangan masyarakat.
 

Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Gusma.

Banser Digandeng Latih Kader Pemuda Katolik, Ini Misinya

Pemuda Katolik mengatakan semangat kebangsaan dan solidaritas lintas organisasi disebut fondasi penting Indonesia hari ini dan kedepan.

img_title
VIVA.co.id
24 Juli 2025