Erdogan Sebut Penembakan Masjid di Selandia Baru Bentuk Islamofobia

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • Murat Cetinmuhurdar/Presidential Palace/Handout

VIVA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras penembakan brutal dan mematikan di dua masjid kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat 15 Maret 2019. Penembakan tersebut terjadi saat jemaah sedang memadati masjid jelang salat Jumat.

Selandia Baru Gelontorkan Rp 82 Miliar untuk Bantuan Kemanusiaan Bagi Palestina

"Saya mengutuk keras serangan terhadap Masjid Al Noor di Selandia Baru dan jemaah Muslim," kata Erdogan di Twitter, seperti dikutip Anadolu Agency, dilansir Jumat 15 Maret 2019.

Erdogan berharap, belas kasihan Tuhan atas para korban penembakan dan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka. Di antara para korban, dua warga negara Indonesia turut mengalami luka tembak.

Pesawat Boeing 737 Terbakar di Udara Akibat Mesin Ditabrak Burung di Selandia Baru

"Atas nama negara, saya menyampaikan belasungkawa kepada dunia Islam dan orang-orang Selandia Baru, yang menjadi sasaran tindakan tercela ini. Ini adalah contoh terbaru meningkatnya rasisme dan Islamofobia," ujarnya.

Berbicara dalam sebuah upacara di Istanbul, Erdogan mengatakan, jelas bahwa penembakan Selandia Baru merupakan hasil dari perencanaan dan motivasi yang panjang. Sehingga tak bisa dianggap sebagai perilaku impulsif.

Selandia Baru Berkomitmen Hadapi Radikalisasi Online 

"Saya menyerukan kepada dunia, khususnya negara-negara barat, untuk mengambil tindakan mendesak terhadap Islamofobia. Kecenderungan pembunuhan ini juga menyerang negara saya, menyebar ke seluruh Barat seperti kanker," ungkapnya.

Setidaknya 49 orang telah dinyatakan meninggal dunia, ketika para pelaku bersenjata menargetkan dua masjid di Christchurch. Saat ini tiga orang sudah ditangkap terkait penembakan dan kota Christchurch tengah berada dalam kondisi lockdown atau ditutup.

Siswa sekolah asrama khusus asal Tibet menjalani pendidikan jasmani.

Isu Pelanggaran HAM di Tiongkok jadi Sorotan Komunitas Tibet di Selandia Baru

Isu pelanggaran hak asasi manusia di Tibet, wilayah Uighur, dan Hong Kong oleh Tiongkok, selalu diangkat oleh kelompok hak asasi manusia.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2024