Sistem Kesehatan di Tunisia Tumbang Dihantam COVID-19

Sistem kesehatan di Tunisia tumbang.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Zoubeir Souissi.

VIVA – Sistem layanan kesehatan Tunisia tumbanm COVID-19. Kementerian Kesehatan Tunisia mengungkapkan, saat ini unit-unit ICU penuh dan para dokter kewalahan oleh kasus dan kematian yang cepat.

5 Smartwatch Terbaik 2025, Cocok untuk Olahraga dan Gaya Hidup Sehat

Pada Rabu kemarin, Tunisia mencatat hampir 10.000 kasus dan 134 kematian baru. Jumlah itu rekor harian sejak awal pandemi, sejalan dengan berkembangnya kekhawatiran bahwa negara itu tidak akan sanggup mengendalikan pandemi.

"Kami dalam situasi bencana, sistem kesehatan ambruk, kami hanya bisa menemukan satu tempat tidur di rumah-rumah sakit dengan kesulitan yang luar biasa," kata juru bicara kementerian Nisaf Ben Alaya, dikutip Antara dari Reuters.

Demi Deddy Corbuzier, Azka Lakukan Berbagai Cara Biar Kena COVID-19

"Kami sedang berjuang untuk menyediakan oksigen. Dokter merasakan kelelahan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya, menambahkan bahwa ‘kapal sedang tenggelam’. Alaya juga meminta seluruh rakyat Tunisia agar bersatu dalam upaya memerangi pandemi.

Baca juga: Jenazah COVID-19 Diterlantarkan, Warga Ngamuk Tutup Jalan di Seram

Bukan Hanya Turunkan Berat Badan, Ini 8 Manfaat Air Rebusan Daun Salam bagi Kesehatan Tubuh

Setelah berhasil mencegah COVID-19 pada gelombang pertama tahun lalu, Tunisia menghadapi lonjakan kasus. Otoritas memberlakukan penguncian di sejumlah kota sejak pekan lalu, namun pemerintah menolak pemberlakuan penguncian total karena krisis ekonomi.

Jumlah kasus COVID-19 di Tunisia meningkat menjadi sekitar 465.000 kasus dan lebih dari 15.700 kematian. (Ant)

Prof Gayus (Tengah) Saat Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Hukum Unkris

Gayus Lumbuun Usul Ada Lembaga Khusus untuk Dokter dan Tenaga Medis yang Terjerat Kasus Hukum

Prof Gayus Lumbuun, menilai perlunya pembentukan lembaga khusus berupa Mahkamah Medik atau Pengadilan Medik di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
25 Februari 2025