Asal Usul dan Keutamaan Hijir Ismail

Sejumlah umat bermunajat di dinding Kabah bagian dalam Hijir Ismail di Masjidil Haram, Mekah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ismar Patrizki

Dinamakan Hijr Ismail karena merupakan tempat yang dijadikan nabi Ibrahim AS untuk meletakkan anaknya Ismail dan kambingnya dengan dinaungi pohon ‘arak  yang saat itu sangat dikenal di kota Mekah.
oleh: Nasrullah Jasam

3 Tempat Belanja Oleh-Oleh Haji dan Umrah di Surabaya, Lengkap dan Terjangkau

VIVA – Hijir Ismail adalah bangunan tembok setengah lingkaran dengan ukuran tinggi 1,32 m dan tebal 1,5 m. asalnya merupakan pondasi yang dibangun oleh kaum Quraisy ketika bangunan Kabah akan direnovasi sesuai dengan pondasi yang digariskan oleh nabi Ibrahim. 

Kaum Quraisy, saat itu terlepas dari kebiasaan mereka berdagang dengan cara–cara yang mengandung unsur ghoror (tipu daya), namun ketika mereka berencana merenovasi bangunan Kabah para tokoh Quraisy sepakat bahwa harta yang didonasikan untuk kepentingan renovasi kabah harus dipastikan diperoleh dari cara yang halal. 

Dianggap Kemenag Sibuk, MUI Usul ke Presiden Terpilih Prabowo agar Bentuk Kementerian Khusus Haji

Oleh karenanya dana yang dikumpulkan tidak terlalu banyak dan tidak mencukupi untuk membangun Kabah sesuai dengan pondasi yang sudah digariskan oleh nabi Ibrahim, maka tersisalah bagian Hijir Ismail ini sebagai tanda bagian dari bangunan Kabah sehingga orang yang thawaf mengetahui batasan yang harus dilalui. 

Sebagaimana di ketahui bahwa thawaf adalah mengelilingi Kabah dengan memposisikan Kabah berada disebelah kiri, jika orang yang thawaf masuk ke bagian dalam hijr Ismail artinya orang tersebut thawaf tidak mengelilingi Kabah otomatis thawafnya menjadi tidak sah. 

Terpopuler: Boikot Atlet Israel di Olimpiade Paris 2024, Cristiano Ronaldo KW Naik Haji

Nabi Muhammad SAW. berkata kepada sayyidah Aisyah : "jika saja kaummu bukan baru masuk Islam, maka sungguh aku akan bangun Ka'bah sesuai dengan pondasi yang dicanangkan oleh nabi Ibrahim as. dan sungguh akan aku jadikan untuknya dua buah pintu, satu pintu untuk masuk dan satu pintu untuk keluar" (HR. Muslim).

Ketika Kabah terbakar pada saat Abdullah bin Zubair menguasai kota Mekah, Abdullah bin Zubair membangun kembali Kabah sesuai dengan pondasi yang di gariskan oleh nabi Ibrahim sebagaimana sabda nabi SAW di atas. 

Namun setelah Abdullah bin Zubair meninggal dunia, Hajjaj bin Yusuf attsaqafi berkirim surat ke Abdul Malik bin Marwan mengenai apa yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Zubair ini dan khalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan agar Ka’bah dikembalikan bentuknya sebagaima pada zaman nabi Muhammad SAW. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya