Demokrasi Semakin Terkikis, China Hapus Lagu Glory to Hong Kong dari Platform Musik
- ANTARA/Reuters/Tyrone Siu/as
Pemerintah Hong Kong telah mengajukan petisi kepada Google agar lagu tersebut dihapus atau diberi peringkat lebih rendah dalam hasil pencarian, namun hal itu tidak berhasil.
Pencarian web untuk lagu kebangsaan Hong Kong terus menampilkan Glory to Hong Kong secara teratur alih-alih lagu resmi China, March of the Volunteers.
Pada hari Selasa, 13 Juni 2023, pemimpin Hong Kong John Lee menegaskan bahwa lagu itu tidak sesuai dengan kepentingan nasional".
"Daerah Administratif Khusus Hong Kong memiliki tugas dan kewajiban untuk menjaga keamanan nasional, dan kita harus melakukannya secara proaktif dan juga preventif,” ujarnya.
Di lain sisi, kelompok HAM mengatakan lagu itu bukan ancaman bagi keamanan nasional.
"Keamanan nasional tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyangkal hak orang untuk mengekspresikan pandangan politik yang berbeda," tutur kepala tim China Amnesty International, Sarah Brooks.
Tahun lalu, seorang pemain harmonika juga ditangkap karena memainkan lagu tersebut di luar konsulat Inggris di Hong Kong untuk berkabung atas kematian Ratu Elizabeth II.
Menanggapi protes massal tahun 2019, China mengesahkan undang-undang keamanan nasional untuk memulihkan stabilitas kota. Namun, para kritikus mengatakan hal itu dirancang untuk menekan perbedaan pendapat dan mengurangi otonomi Hong Kong.
