Kapal Perusak AS Tumbang Dihantam Rudal Houthi di Laut Merah

Kapal perang AS USS Gravely menembakan artileri di Laut Merah
Sumber :
  • Ist

Laut Merah – Kelompok Houthi Yaman pada Rabu, 31 Januari 2024, mengatakan bahwa mereka menembakkan rudal ke kapal militer AS di Laut Merah.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan pihaknya menembakkan beberapa rudal angkatan laut ke kapal perusak Amerika USS Gravely di Laut Merah.

Serangan itu untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza dan sebagai tanggapan terhadap agresi Amerika-Inggris di Yaman.

“Kami mengonfirmasi bahwa semua kapal perang Amerika dan Inggris di Laut Merah dan Laut Arab, yang berpartisipasi dalam agresi terhadap negara kami berada dalam sasaran pasukan kami dan akan menjadi sasaran yang sah untuk membela negara kami, rakyat kami,” bunyi pernyataan itu.

Kapal kargo AS dikawal USS Gravely dan helikopter MH-60S Sea Hawk di Teluk Arab

Photo :
  • US Navy

Sebelumnya, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan USS Gravely menembak jatuh rudal Houthi sekitar pukul 23:30 waktu setempat, di Laut Merah yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

Meski demikian, tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan, menurut pernyataan CENTCOM.

Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah, khususnya yang menuju Israel.

Bertemu Cak Imin, Parpol Palestina Tegaskan Tolak Rencana Relokasi Warga Gaza ke RI

Mereka mengatakan serangan itu bertujuan untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang mendorong AS dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap sasaran Houthi di Yaman.

Sebagai informasi, Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

China Pamer Rudal Nuklir Antarbenua di Parade Militer, Nyampe ke AS dan Eropa
Serangan Udara Israel Tewaskan 32 Orang dalam Semalam

Tragedi di Gaza City: Serangan Udara Israel Tewaskan 32 Orang dalam Semalam

Serangan udara Israel di Gaza City menewaskan 32 orang, termasuk 12 anak. Situasi kemanusiaan makin memburuk di tengah perintah evakuasi dan krisis kelaparan.

img_title
VIVA.co.id
13 September 2025