Utusan Khusus PBB Untuk Libya Resmi Mengumumkan Pengunduran Diri Karena Alasan Ini

VIVA – Perwakilan Khusus PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk Libya, Abdoulaye Bathily, Selasa 16 April 2024 mengumumkan bahwa ia telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Dia mengatakan kepada wartawan di PBB bahwa situasi di Libya telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan ia menyebutkan dua alasan.

“Yang pertama adalah kurangnya kemauan politik dan itikad baik dari dua pihak utama Libya yang merasa nyaman dengan kebuntuan yang terjadi saat ini, yang telah terjadi di Libya sejak 2011,” katanya. 

“Yang kedua adalah dinamika internasional dan dinamika regional yang sedang berkembang,”lanjutnya.

Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Rabu 17 April 2024, ia menekankan bahwa Libya telah berubah menjadi medan pertempuran, utusan tersebut mencatat bahwa pihak-pihak eksternal aktif di negara tersebut.

Dia memperingatkan mengenai Libya yang berada di ambang kehilangan kedaulatannya dan menekankan bahwa PBB telah berusaha mencegahnya, namun upaya yang dilakukan oleh pihak eksternal melemahkan upaya PBB.

Memperhatikan peran penting Dewan Keamanan, Bathily mengatakan bahwa Dewan Keamanan harus mengambil langkah untuk membentuk suatu pertanggungjawaban atas keputusannya pada tahun 2011 silam.

"Dewan Keamanan harus mengambil tanggung jawab karena Dewan Keamanan pada tahun 2011 memutuskan untuk melakukan intervensi di Libya.

Dan hingga saat ini, bukannya situasi menjadi membaik, situasi sekarang malah memburuk meskipun ada segala usaha, hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi dari negara-negara anggota.

Bathily mengutip keadaan saat ini dan mencatat bahwa PBB tidak mungkin berhasil mencapai solusi.

“Saya sudah mengajukan pengunduran diri saya kepada Sekjen, terserah Sekjen untuk mengambil kesimpulan,” tambahnya.

UNRWA Sebut Pelarangan oleh Israel Rampas Hak Belajar Anak-anak Palestina

Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, menegaskan bahwa pelarangan kegiatan mereka oleh Israel merampas hak anak-anak Palestina untuk menuntut ilmu.

VIVA.co.id

4 November 2024