Cerita Warga Lebanon Nikmati Liburan di Pantai Sambil Lihat Ledakan Akibat Serangan Israel
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Desa tempat tinggal Jaafar tidak terletak di perbatasan, sehingga bukan merupakan salah satu desa yang terkena dampak paling parah. Namun, dengan serangan Israel yang semakin dalam, dan bahkan mengancam akan melakukan invasi darat, Jaafar menganggap kematiannya hanya sedang tertunda.
"Kami tidak tahu kapan sesuatu di dekat kami bisa meledak. Setiap hari kami meninggalkan rumah dengan kesadaran bahwa ada kemungkinan kami tidak akan kembali lagi," ucapnya.
Wehbe dan Jaafar bekerja untuk perusahaan statistik, melakukan perjalanan ke selatan untuk membantu Program Pangan Dunia (WFP) PBB dan inisiatif bantuan dan dukungan lainnya.
Mereka melihat secara langsung dampak konflik ini terhadap wilayah tersebut, seperti di Adloun, sebuah kota di utara Tyre, di mana seorang wanita lanjut usia baru-baru ini terbunuh dalam serangan udara.
“Saya berada tepat di sebelah rumah yang terkena serangan,” ungkap Jaafar, dikutip dari Middle East Eye, Kamis, 13 Juni 2024.
VIVA Militer: Serangan roket milisi Hizbullah Lebanon di Israel
- timesofisrael.com
Di sepanjang salah satu bagian garis pantai Tyre terdapat "pantai tenda", di mana kabin yang menjual makanan dan minuman mengundang suasana yang lebih riuh.
Amir Jam, yang merupakan warga Lebanon juga memutuskan untuk membukanya tahun ini, dan mengatakan bisnisnya berjalan baik meskipun ada konflik.
“Syukurlah, tidak ada yang takut,” katanya.
“Saya suka pantainya, kami buka dan berjalan dengan baik.”
Di dekatnya terdapat kabin Abu Said, yang telah melayani pengunjung pantai selama 30 tahun. Pemilik toko berusia 70 tahun ini mengatakan bentrokan di perbatasan berdampak nyata terhadap jumlah pejalan kaki, namun ia belum terkena dampak signifikan. Abu Said memiliki pelanggan dari wilayah utara seperti Tripoli dan Jounieh, katanya.
“Orang-orang bahkan berdatangan dari daerah yang terkena dampak.”
Terletak di ujung jalan raya pesisir Lebanon, Tirus biasanya merupakan tempat yang mudah dijangkau. Namun tentara Israel mengganggu layanan GPS di wilayah tersebut, sehingga orang-orang yang mengandalkan aplikasi navigasi satelit kini sering diarahkan ke bandara Beirut dibandingkan kota di selatan.
"Orang-orang datang, mereka duduk dan menyaksikan serangan udara dari sini,” kata Abu Said.