Irlandia Denda TikTok Rp9,8 Triliun Usai Kegep Transfer Data ke China

TikTok.
Sumber :
  • Istimewa

Dublin, VIVA – Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC) menjatuhkan denda sebesar 530 juta euro atau setara 601 juta dolar AS (Rp9,8 triliun) kepada TikTok, karena melanggar aturan privasi Uni Eropa pada Jumat, 2 Mei 2025.

Pernyataan BRICS yang Buat Trump Ngamuk, Naikkan Tarif 10% untuk Negara Anti-Amerika

Sanksi denda fantastis yang dijatuhkan Irlandia kepada TikTok menjadikannya salah satu hukuman terbesar yang pernah dikenakan di bawah Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR).

Putusan itu merupakan hasil dari investigasi panjang yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC), yang mendapati bahwa platform milik China itu telah melanggar GDPR dengan mentransfer data pribadi pengguna Eropa ke Tiongkok, di mana data tersebut diakses oleh para insinyur.

China Respons Ancaman Trump Naikkan Tarif: BRICS Bukan untuk Konfrontasi!

Denda itu merupakan yang ketiga terbesar yang pernah dijatuhkan oleh DPC, setelah denda sebesar 746 juta euro (Rp13,9 triliun) terhadap Amazon dan rekor sanksi sebesar 1,2 miliar euro (Rp22,3 triliun) kepada pemilik Facebook, Meta Platforms.

DPC menyimpulkan bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance, gagal menerapkan perlindungan yang memadai terhadap cara data pribadi pengguna dari Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) diakses dari luar negeri.

Mengecas Mobil Listrik Ini Secepat Isi Bensin

“Transfer data pribadi TikTok ke China melanggar GDPR karena TikTok gagal memverifikasi, menjamin, dan membuktikan bahwa data pribadi pengguna EEA yang diakses dari jarak jauh oleh staf di China mendapatkan perlindungan yang setara dengan yang dijamin di dalam Uni Eropa,” kata Wakil Komisioner DPC, Graham Doyle, dalam pernyataannya.

“Akibat kegagalan TikTok dalam melakukan penilaian yang diperlukan, TikTok tidak menanggapi secara memadai potensi akses oleh otoritas China terhadap data pribadi EEA di bawah undang-undang anti-terorisme, kontra-spionase, dan regulasi lain yang oleh TikTok sendiri diakui berbeda secara substansial dari standar Uni Eropa,” lanjutnya.

TikTok menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut dan memperingatkan bahwa keputusan tersebut dapat berdampak luas bagi perusahaan global lain yang menangani aliran data lintas negara. (ant)

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.

Panas! China Respons Trump: Perang Tarif Tak Boleh Digunakan sebagai Alat Pemaksaan dan Tekanan

China menegaskan kesepakatan yang dicapai negara anggota BRICS tak ditargetkan untuk menyerang satu negara tertentu.

img_title
VIVA.co.id
8 Juli 2025