Lonjakan COVID-19 di Thailand: 18.062 Kasus Baru dalam Sehari

Gelombang COVID-19 kembali terjadi Thailand, Juli 2022
Sumber :
  • AP Photo/Sakchai Lalit

Bangkok, VIVA – Thailand kembali menghadapi lonjakan signifikan kasus COVID-19 dengan mencatat 18.062 kasus baru dalam satu hari, mendorong total kumulatif sepanjang tahun 2025 menjadi 240.606 kasus. Jumlah kematian dilaporkan mencapai 53 jiwa.

Mendagri: Pemda Harus Dukung Program Strategis Nasional

Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengimbau kelompok rentan, terutama lansia dan anak-anak di bawah usia satu tahun, untuk menghindari tempat ramai demi mencegah penularan.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu
Tak Hanya SD hingga SMA, DPRD Ingin Sekolah Madrasah Jakarta juga Gratis

Melansir dari The Nation, Senin 2 Juni 2025, otoritas juga mendorong masyarakat untuk kembali melakukan vaksinasi guna meningkatkan perlindungan dari infeksi.

Peningkatan kasus ini dikaitkan dengan kemunculan 14 klaster baru di berbagai lokasi sejak liburan sekolah berakhir. Rinciannya sebagai berikut:

Rano Karno Minta Tak Ada Kekerasan pada Siswa Baru dalam MPLS

6 klaster di penjara (198 kasus)

5 klaster di sekolah (258 kasus)

2 klaster di pangkalan militer (178 kasus)

1 klaster di rumah sakit (35 kasus)

Pemerintah pun menyatakan keprihatinan khusus terhadap klaster sekolah, mengingat siswa dan guru menghabiskan waktu lama di ruang tertutup. Sekolah diminta memperketat langkah pencegahan untuk menekan laju penularan.

Salah satu yang terdampak adalah Sekolah Bangkaew di Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan, yang memutuskan menutup sementara aktivitas belajar-mengajar pada 4–6 Juni 2025 karena lonjakan kasus di kalangan siswa berisiko tinggi. 

Aktivitas kelas dijadwalkan normal kembali pada 9 Juni 2025. Selama masa penutupan, siswa diimbau belajar dari rumah dan tetap menjaga kesehatan.

Pemerintah juga menegaskan bahwa bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak dibawa ke tempat umum, karena sistem imun mereka yang belum sempurna membuat mereka sangat rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat.

Ilustrasi long COVID

Photo :
  • times of india

Dari sisi virologi, data terbaru Departemen Ilmu Kedokteran menunjukkan bahwa dari Januari 2024 hingga 6 Mei 2025, varian Omicron JN.1 mendominasi 63,92 persen kasus di Thailand. Sementara itu, varian XEC turun menjadi 3,07 persen, dan varian lainnya tetap dalam pengawasan.

“Meskipun varian baru ini tidak menyebabkan gejala yang lebih parah, penyebarannya lebih cepat dibandingkan sebelumnya,” kata pihak Departemen Pengendalian Penyakit Thailand.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya