China Kecam Keras Ancaman Amerika Serikat Terhadap Iran di Tengah Konflik dengan Israel
- Antara FOTO
Beijing, VIVA – Pemerintah China menyampaikan kritik tajam terhadap pendekatan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Iran. Beijing menilai bahwa ancaman dan tekanan yang digunakan Washington hanya akan memperparah ketegangan dan memperluas konflik di kawasan Timur Tengah yang sudah memanas.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers yang digelar di Beijing pada Selasa 17 Juni 2025, menekankan bahwa kawasan Timur Tengah yang terus memanas tidak menguntungkan siapa pun. Ia memperingatkan bahwa tindakan seperti mengobarkan api konflik dan menebar ancaman bukanlah solusi damai.
“Mengobarkan api, menggunakan ancaman, dan memberikan tekanan tidak akan membantu meredakan situasi. Justru tindakan seperti itu hanya akan memperburuk ketegangan dan memperluas konflik,” ujar Guo Jiakun dengan nada tegas.
Trump Tekankan Iran Harus Tunduk pada Kesepakatan
Pernyataan keras China ini muncul sebagai respons atas unggahan terbaru Presiden AS, Donald Trump, di akun media sosialnya "Trump Social", pada Senin (16/6). Dalam unggahan tersebut, Trump menegaskan bahwa Iran harus menyetujui ‘kesepakatan’ yang dia ajukan. Ia bahkan menyebut bahwa penolakan Iran hanya akan menyebabkan pemborosan nyawa manusia.
“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali!” tulis Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
- Agence France-Presse (AFP)
Serangan Israel ke Iran: Kantor Penyiaran Nasional Jadi Target
Sementara itu, eskalasi konflik di lapangan terus berlangsung. Pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan udara yang menyasar kantor pusat televisi nasional Iran, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), saat sedang melakukan siaran langsung. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, sebelumnya telah menyatakan bahwa fasilitas penyiaran dan radio Iran akan “segera menghilang”.
Akibat serangan itu, siaran langsung IRIB News Network sempat terhenti, namun berhasil kembali pulih beberapa menit kemudian. China pun menyampaikan kekhawatirannya atas perkembangan tersebut.
“Kami sangat khawatir tentang eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Kekhawatiran ini telah kami sampaikan secara serius,” tegas Guo Jiakun.
China Serukan Gencatan Senjata dan Jalur Dialog
Serangan Balasan Iran ke Israel
- (Foto AP/Leo Correa)
Lebih lanjut, China menyerukan semua pihak, khususnya negara-negara yang memiliki pengaruh besar terhadap Israel, agar bertanggung jawab dalam menurunkan eskalasi. Beijing menyatakan bahwa gencatan senjata harus menjadi prioritas utama, dan hanya melalui dialog serta konsultasi damailah perdamaian jangka panjang dapat dicapai.
“Kami siap menjaga komunikasi yang erat dengan semua pihak terkait dan terus memainkan peran yang konstruktif dalam mendorong deeskalasi,” ujar Guo Jiakun.
China juga menyoroti dampak konflik yang dapat meluas lebih jauh, termasuk kemungkinan lonjakan harga minyak global akibat ketidakstabilan di kawasan.
“Sangat penting bagi semua pihak untuk segera mengambil tindakan konkret guna meredakan ketegangan. Hal ini agar kawasan tidak terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih dalam, serta menciptakan kondisi yang mendukung proses penyelesaian melalui dialog dan negosiasi,” imbuh Guo.
Serangan Balasan Iran dan Dampaknya
Iron Dome Israel menghalau serangan udara Iran di wilayah Tel Aviv
- AP Photo/Leo Correa
Sejak Jumat (13/6), ketegangan meningkat tajam setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Iran kemudian membalas serangan itu dengan rangkaian rudal balistik dan drone yang ditujukan ke beberapa kota utama Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa.
Berdasarkan data terbaru, sedikitnya 24 warga Israel dilaporkan tewas, dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran. Sementara di pihak Iran, jumlah korban mencapai lebih dari 224 orang tewas, serta lebih dari 1.000 lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran udara Israel.
Gelombang terbaru serangan Iran dilaporkan telah mencapai wilayah terdalam Israel, dan meskipun upaya sensor diberlakukan oleh otoritas setempat, beredar luas gambar yang menunjukkan bahwa serangan presisi Iran berhasil menghantam sasaran secara akurat.
Harga Minyak Melonjak
Konflik berkepanjangan ini pun berdampak langsung pada pasar global. Harga minyak dunia melonjak drastis, dengan patokan harga mencapai kisaran 72 hingga 74 dolar AS per barel, sebagai respons atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mengancam stabilitas pasokan energi dunia.
Kritik keras China terhadap pendekatan AS menunjukkan semakin dalamnya keprihatinan global terhadap ketegangan Iran-Israel yang terus memanas. Di tengah derasnya arus konflik, seruan untuk berdialog dan menempuh jalur diplomasi menjadi harapan terakhir untuk mencegah krisis regional berubah menjadi konflik besar yang melibatkan kekuatan dunia. (Antara)