Singapura Siap Akui Negara Palestina

Ilustrasi - Bendera Palestina
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A

Singapura, VIVA – Singapura menyatakan "siap secara prinsip" untuk mengakui Negara Palestina, dengan pertimbangan bahwa langkah tersebut akan mendorong perdamaian dan terwujudnya solusi dua negara.

Mulai 18 Agustus 2025, Pelita Air Buka Rute Internasional Perdana ke Singapura

"Singapura telah secara konsisten mendukung hak rakyat Palestina atas tanah airnya berdasarkan solusi dua negara yang dirundingkan, konsisten dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait," kata Deputi Sekretaris Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Singapura Kevin Cheok.

Dalam pernyataan yang disampaikan saat Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait Palestina di New York, Selasa. ia menyatakan keyakinan Singapura bahwa langkah tersebut adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik berkepanjangan secara komprehensif, adil, dan berkelanjutan.

Trump Naikkan Tarif Impor untuk Kanada Jadi 35 Persen, Efek Akui Palestina?

bendera Palestina

Photo :
  • Brahim Guedich/Wikimedia

"Untuk itu, kami menyatakan siap secara prinsip untuk mengakui Negara Palestina," kata Cheok.

Giliran Finlandia Siap Akui Negara Palestina

Ia lebih lanjut mengungkapkan keinginan Singapura untuk mengambil peran dalam upaya pembangunan kembali Jalur Gaza usai gencatan senjata permanen tercapai.

Singapura juga mempertimbangkan untuk menerjunkan tim medis ke Jalur Gaza untuk membantu pemulihan warga Palestina yang menjadi korban agresi Israel, kata dia.

"Kami menyerukan otoritas Israel supaya segera mengakhiri semua pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat mendesak diperlukan," kata pejabat di Kemlu Singapura itu.

Cheok pun mendorong supaya pihak Palestina dan Israel memulai kembali usaha perundingan untuk mencapai perdamaian.

Dengan menentang seruan internasional untuk mencapai gencatan senjata, pasukan Zionis Israel terus melancarkan agresi ke Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 60.000 orang sejak Oktober 2023.

Pengeboman masif Israel telah meluluhlantakkan wilayah kantong tersebut, sementara blokade dan pengiriman bantuan yang tidak optimal akibat tindakan Israel menyebabkan kelangkaan makanan dan kematian akibat kelaparan. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya