Ahli: Pesawat Rusia Bisa Jadi Jatuh karena Ledakan Kecil

Serpihan pesawat Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, pada Oktober tahun lalu.
Sumber :
  • Reuter/Stringer

VIVA.co.id - Kemungkinan ada ledakan kecil yang memicu ledakan besar di udara dan menjadi penyebab jatuhnya pesawat Rusia. Namun, tak mungkin ISIS mampu menembak jatuh pesawat dari ketinggian 30.000 kaki.

Laut China Selatan Memanas, China dan Rusia Latihan Militer

Ahli militer mengatakan, sebuah ledakan  kecil, entah menggunakan penanda waktu atau dipicu oleh ketinggian, kini mengarah semakin kuat sebagai pemicu jatuhnya pesawat Rusia di Gurun Sinai.

Sebuah tulisan di abc.net,au, Selasa, 3 November 2015, mengutip pendapat dari Charles Heyman, seorang editor jurnal "Kekuatan Militer Inggris," yang setiap tahun mengeluarkan tulisan tentang militer mengatakan, kebanyakan analis mulai berpikir, ada ledakan besar yang terjadi dalam pesawat tersebut.

"Mungkin bukan ledakan besar, namun cukup untuk membuat guncangan, meledak di udara, dan membuat pesawat tersebut pecah berkeping-keping di gurun luas tersebut," kata Heyman.

Ia mengatakan, bahkan sebuah bom yang sangat kecil sekali pun, yang tersimpan dalam tas tangan seseorang bisa memberi kekuatan yang besar sekali dalam beberapa ketinggian, karena kondisi kabin yang sedang berada dalam tekanan.

Heyman menegaskan, nyaris mustahil bahwa penyebab jatuhnya pesawat Rusia adalah karena ISIS atau kelompok militan lain di Sinai yang menembak jatuh.
Karena sebuah rudal yang ditembakkan dari senjata yang dipanggul di bahu tak akan mampu menjatuhkan sebuah pesawat dari ketinggian di atas 15.000 kaki.

"Untuk menjatuhkan sebuah pesawat dari ketinggian 30.000 kaki, mereka membutuhkan rudal jenis BUK atau SAM 6," kata Heyman menjelaskan.

Maskapai Rusia, Kogalymavia, mengatakan, Airbus 321 Metrojet jatuh dari ketinggian sekitar 30.000 kaki karena faktor internal. Faktor kesalahan manusia atau kesalahan teknis disebut sebagai penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Manajemen penerbangan Kogalymavia mengkonfirmasi, tak ada panggilan darurat yang disampaikan pilot selama penerbangan terjadi. Mereka mengatakan, seluruh kru hilang kontrol dan tak ada usaha untuk melakukan kontak.

Deputi Direktur Umum Kogalymavia, Alexander Smirnov, mengatakan, beberapa jenis tindakan eksternal adalah satu-satunya hal yang bisa dijelaskan. (one)