Ternyata Kebahagiaan Tak Bisa Membuat Panjang Umur
- REUTERS
VIVA.co.id - Sebuah studi yang diterbitkan oleh The Lancet, membantah asumsi yang selama ini tertanam tentang kebahagiaan dan kesehatan. Selama ini, kesehatan seseorang sering disebut dipengaruhi oleh kebahagiaan. Tapi pandangan itu ternyata tidak sepenuhnya benar.
Diberitakan oleh New York Times, Rabu 9 Desember 2015, kesehatan dan umur panjang tak ditentukan oleh kebahagiaan seseorang. Melalui penelitian yang melibatkan 1 juta perempuan paruh baya di Inggris, The Lancet menyampaikan hasilnya.
"Kebahagiaan tak berujung pada keyakinan hidup yang sehat dan umur panjang, ini adalah kabar baik untuk Anda yang merupakan seorang penggerutu," kata Sir Richard Peto, seorang penulis penelitian dan seorang Profesor bidang Statistik Medis dan Epidemiologi di Universitas Oxford.
Peto dan teman-temannya meneliti apakah benar pandangan bahwa stres dan ketidakbahagiaan dalam diri seseorang menyebabkan penyakit. Ternyata, menurut Peto, kepercayaan itu malah membuat seseorang membawa penyakit ke dalam dirinya sendiri.
Penelitian baru yang dilakukan menunjukkan, pemikiran seperti itu sebenarnya merupakan sebuah hal yang berkebalikan. Ketika jawaban dari narasumber dianalisis secara statistik, peneliti justru menyimpulkan, kebahagiaan maupun depresi seseorang tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kematian.
Ketidakbahagiaan, kata Peto, mungkin tidak mempengaruhi kesehatan seseorang secara langsung, tetapi dapat membahayakan dengan cara lainnya seperti mendorong orang untuk bunuh diri, alkoholisme atau perilaku berbahaya lainnya.
"Percaya hal-hal yang tidak benar bukan ide yang baik. Ada banyak mitos menakutkan mengenai kesehatan," kata Peto.
"Temuan ini membantah efek besar dari ketidakbahagiaan dan stres pada kematian," katanya menambahkan.