Usai Ledakan Bom, Turki Ubah Kebijakan Keamanan

Ilustrasi ledakan bom di Turki.
Sumber :
  • REUTERS/Kemal Aslan

VIVA.co.id -  Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan, negaranya akan mengeluarkan kebijakan keamanan nasional yang baru usai terjadinya ledakan bom mobil di Ankara yang menewaskan 28 orang.

2 Anggota OPM Anak Buah Egianus Kogoya Tewas dalam Baku Tembak, Pernah Bunuh Pekerja Gereja
"Kami akan melakukan perubahan dalam aspek keamanan. Setelah berdiskusi selama lima jam dengan kepala keamanan, maka rencana aksi anti teror saat ini sedang dipersiapkan," kata Davutoglu seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Minggu, 21 Februari 2016.
 
Viral Pria Teriaki Wanita 'Teroris' di Halte TransJakarta, Polisi: Langsung di-Blacklist
Ia mengatakan, kebijakan ini termsauk dalam salah satu rencana keamanan dari tenaga militer, namun juga meminta agar masyarakat ikut mengambil bagian dari hal ini. Kelompok teroris, kata dia, bertanggung jawab atas trauma dan kekacauan yang terjadi di antara warga.
 
Kronologi Kakek Aniaya Wanita Penumpang TransJakarta hingga Teriaki Korban Teroris
"Kita semua harus membantu aparat keamanan, tidak akan ada upaya yang berhasil tanpa dukungan mayarakat," kata Davutoglu.
 
Davutoglu juga menolak klaim kelompok militan Kurdi yang mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi militer itu.
 
Kurdistan Freedom Falcons (TAK), yang memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), mengatakan serangan itu adalah balas dendam atas operasi militer Turki di wilayah tenggara negara itu.
 
Namun, pemerintah Turki bersikeras bahwa Syrian Kurdish Democratic Union Party (PYD) dan militan People's Protection Units (YPG) adalah pelaku atas serangan yang bekerja sama dengan PKK. "Sudah sangat jelas bahwa serangan ini adalah perbuatan PKK dan YPD," kata Davutoglu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya