Anak Perempuan Diperkosa 7 Orang, Video Diunggah ke Twitter
VIVA.co.id – Enam pria dan satu anak di bawah umur segera diadili di Rio de Janeiro, Brasil. Ketujuh orang ini didakwa melakukan pemerkosaan atas satu anak perempuan berusia 16 tahun.
Kasus perkosaan massal ini menggemparkan Brasil. Apalagi pelaku merekam aksi tersebut dan menyebarkannya melalui rekaman ponsel. Petugas yang menyelidiki kasus ini sudah menyampaikan semua berkas pada Jaksa dan meminta semua pelaku yang terlibat ditangkap.
Berdasarkan penuturan korban, seperti dikutip dari BBC, Sabtu, 18 Juni 2016, ia diberi obat bius saat berkunjung ke rumah pacarnya. Ketika siuman ia sudah berada di tempat yang berbeda dan dikelilingi oleh 33 pria. Kasus ini menyentak warga Brasil dan seluruh aktivis perempuan. Kasus tersebut terungkap setelah video rekaman pemerkosaan itu meluas dan diunggah ke Twitter.
Polisi penyidik Cristiana Bento menyatakan, rekaman video berdurasi empat detik itu menjadi bukti utama. Menurut penyidik, saat ini korban berada dalam perlindungan negara. Mereka menduga, korban diperkosa dalam dua insiden yang berbeda.
Dua terdakwa sudah ditahan. Kedua terdakwa bisa dijatuhi hukuman penjara 15 tahun karena perkosaan, delapan tahun karena membuat rekaman, dan enam tahun karena membagi rekaman tersebut. Kepolisian juga meluaskan penyelidikan untuk melihat kemungkinan lebih banyak orang yang terlibat dalam kasus ini.
Angka pemerkosaan di Brasil termasuk tinggi. Selama tahun 2014, sebanyak 47.636 kasus perkosaan dilaporkan ke polisi. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 35 persen dari total kasus yang terjadi. Menurut aktivis perempuan, diperkirakan dalam 11 menit terjadi satu kasus perkosaan. Pakar masalah sosial mengatakan, kebanyakan korban tak melapor karena takut menjadi sasaran balas dendam, malu, dan merasa tertekan.
Ragukan Fakta Perkosaan Massal saat Kerusuhan Mei 1998, Komisi X DPR Akan Cecar Fadli Zon
Komisi X DPR RI, berencana memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon, buntut pernyataannya soal tidak ada bukti terkait tragedi perkosaan perempuan etnis Tionghoa Mei 1998.
