Korut Siap Luncurkan Senjata Nuklir Antarbenua Kapan Saja

Rudal Korea Utara.
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVA.co.id – Korea Utara menyatakan siap melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua atau Intercontinental Ballistic Missile (ICBM), setiap saat dari lokasi yang sudah ditetapkan.

Bukan Lapangan Golf Biasa, Ini Adalah Bunker Nuklir Korea Utara

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menegaskan, pengembangan senjata nuklir ini dilakukan akibat ulah Amerika Serikat.

"ICBM akan diluncurkan kapan saja dan di mana saja. Pemimpin Tertinggi Korea Utara yang akan menentukan," kata seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, seperti dikutip situs Reuters, Senin, 9 Januari 2017.

AS dan Korsel Gelar Latihan Perang, Korut Pamer Kapal Selam Rudal Nuklir

Para ahli mengatakan Korea Utara telah menguji mesin roket dan perisai panas untuk ICBM, serta mengembangkan teknologi pemandu rudal untuk memasuki atmosfer setelah lepas landas. Mereka memperkirakan Pyongyang memerlukan waktu beberapa tahun ke depan untuk menyempurnakan senjata andalannya itu.

Menanggapi ancaman Korea Utara ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, mengatakan bahwa kemampuan senjata nuklir Korea Utara dan program pertahanan rudal balistik merupakan ancaman serius bagi negaranya.

Kim Jong-un Kembali Luncurkan Rudal Balistik Nuklir di Laut Kuning

Ia pun mengaku siap menembak jatuh peluncuran maupun uji coba rudal Korea Utara. "Kami akan menembak jatuh mereka jika itu mengancam. Apabila rudal tersebut ditargetkan ke wilayah kami maupun wilayah sekutu kami," tegas Carter.

Pada pekan lalu, AS mengatakan bahwa Korea Utara telah menunjukkan peningkatan kemampuan nuklir dan rudal secara kualitatif, ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun lalu.

Setelah dikembangkan secara sempurna, ICBM Korea Utara bisa mengancam daratan AS yang memiliki jarak sekitar 9.000 km dari Utara.

ICBM dapat mencapai jarak minimal hingga 5.500 km, namun beberapa juga dirancang untuk menargetkan sasaran sejauh 10 ribu km atau lebih.

Bagi Pyongyang, 2017 adalah waktu yang tepat ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat akan memiliki presiden baru.

Karena prosedur politik dalam negeri, Korea Utara telah menimbang jika kedua negara tersebut tidak akan dapat mengambil tindakan fisik atau militer untuk mencegah pengembangan nuklir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya