Haru, Nenek Ini Bertemu Keluarganya Setelah 55 Tahun Pisah

Marsiyatim bertemu dengan keluarganya setelah 55 tahun berpisah
Sumber :
  • Dok. Dinas Sosial DKI Jakarta

VIVA – Marsiyatim terbaring di sebuah tempat tidur, di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Margaguna, Jakarta Selatan. Mata nenek 80 tahun itu menatap seorang pria yang ada di hadapannya. Sang pria pun memandangi wanita tersebut seraya tersenyum. Tangan keduanya saling berpegangan erat. 

ODGJ Ngamuk di Cengkareng Mau Tikam Kakanya Sendiri, Ternyata Kabur dari Dinsos

Pertemuan Marsiyatim dan Sukarman, nama pria itu, pada Kamis, 2 November 2017 berlangsung haru. Sebab, ibu dan anak itu bertemu setelah berpisah selama 55 tahun. 

Marsiyatim lantas menceritakan kejadian yang membuatnya berpisah dengan keluarganya. Dia yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur ini memiliki suami dan empat orang anak. Namun sang suami meninggalkannya sendiri. 

Aksi Heroik Polantas Selamatkan Pria yang Mau Bunuh Diri di Layang Tol Antasari

Sebagai single parent, dia harus banting tulang menghidupi anak-anak yang masih belia itu. "Waktu itu tahun 1963. Saya ditinggalin suami. Anak-anak sama saya," ujar Marsiyatim dalam keterangan tertulis yang dilansir Dinas Sosial DKI Jakarta, Jumat, 3 November 2017. 

Ketika itu, ia tinggal bersama anak-anaknya di sebuah rumah kontrakan di Ambengan Batu, Surabaya, Jawa  Timur. Lantaran kebutuhan ekonomi, ia  memutuskan pergi meninggalkan anak-anaknya untuk mencari pekerjaan.

Selama Ramadhan, Dinsos DKI Fokus Awasi 44 Titik Rawan Masalah Sosial

Hanya pamannya yang mengetahui kepergiannya. Ia pergi bersama dengan enam orang temannya untuk menjadi asisten rumah tangga di Ambengan, Surabaya.

Setelah dua tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga di Surabaya, ia pulang ke rumah untuk menemui anak-anaknya. Namun ketika sampai di sana, Marsiyatim tidak bertemu dengan anak-anaknya. Sebab, mereka sudah pindah dari kontrakan tersebut.

"Saya tanya sama tetangga, anak saya ke mana? Enggak ada yang tahu. Paman juga saya tanya nggak tahu anak saya di mana," ujar Marsiyatim.

Tak kunjung bertemu dengan anak-anaknya, Marsiyatim akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara dengan pamannya. Ia lantas kembali mencari pekerjaan menjadi asisten rumah tangga.

Namun, bukannya menjadi asisten rumah tangga, Marsiyatim malah bekerja kasar sebagai tenaga kuli di sebuah proyek pembangunan.  Pekerjaannya memindahkan besi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Suatu ketika Marsiyatim mengalami kecelakaan kerja. "Saya lagi pindahin besi, tiba-tiba ada besi jatuh dari atas. Kaki kiri saya kena. Terus saya dibawa ke rumah sakit," ujar Marsiyatim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya