Cerita Mistis Penggali Kuburan Terdampak Tol Semarang-Batang
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto.
VIVA - Matahari di Kota Semarang siang itu begitu terik. Seperti biasanya, puluhan pekerja penggali makam Klampisan yang terdampak tol Semarang-Batang masih sibuk bekerja.
Para pekerja yang merelokasi makam di kecamatan Ngaliyan, Semarang, itu punya peran berbeda. Ada yang menjadi penggali makam lama, mengangkat jenazah, membungkus jenazah, mencatat hingga memindahkan jenazah ke makam baru yang berjarak 100 meter dari makam lama.
Suyono mungkin yang paling sibuk di antara para pekerja. Pria yang menjadi koordinator lapangan relokasi Makam Klampisan itu harus memastikan penggalian dan pemakaman baru berlangsung sempurna. Matanya tampak fokus mengawasi setiap pekerja.
"Relokasi ini sudah berlangsung lima hari sejak 15 Agustus lalu. Kami sudah pindahkan 323 jasad ke makam baru," kata Suyono saat berbincang dengan VIVA, Selasa, 21 Agustus 2018.
Pria yang juga Ketua RW 08 Kampung Klampisan itu mengaku pekerjaan yang dilakoni memang cukup berat. Apalagi timnya harus memindahkan ribuan jasad di makam yang kini telah berusia sekitar 300 tahun. Ia harus memastikan agar tidak ada satu pun jasad serta tulang yang tersisa di kuburan lama.
"Kalau total yang terdeteksi ahli waris ada 1.200 makam. Tapi yang tidak terdeteksi atau no name ada 307 makam. Semua harus dipindahkan," katanya.
Untuk mempermudah pemindahan, tim penggali telah mengelompokkan penggalian makam ke dalam sejumlah ring. Penguburan jenazah juga dikelompokkan berdasarkan ahli warisnya.
Kejadian Janggal
Selama lima hari merelokasi makam Klampisan, tim penggali sudah banyak menemukan hal-hal janggal selama bekerja. Tak hanya kejadian-kejadian mistis, tim juga mendapati sejumlah temuan jasad utuh hingga temuan barang-barang di dalam makam seperti gigi emas dan kotak azimat.
"Kalau secara teknis, kendala kami adalah kontur tanah yang cukup keras berupa wadas. Khususnya di lokasi makam baru yang dulu merupakan perbukitan," katanya.
Satu kejadian mistis yang masih terbayang di benak Suyono adalah saat tim menebang pohon beringin tua di sisi timur makam. Penebangan pohon berdiameter 2 meter itu dilakukan oleh 15 orang untuk menarik arah jatuh ke sisi timur makam.