Cegah Radikalisme, Menristekdikti Minta Kampus Data Medsos Mahasiswa 

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasir

VIVA – Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi meminta kepada perguruan tinggi untuk mendata media sosial para mahasiswa yang ada di kampus tersebut. 

Remaja Mulai Terpapar, Ahli Ingatkan Peran Semua Pihak Lawan Radikalisme Online

Tujuannya,  jika ada mahasiswa yang terlibat dalam kelompok radikalisme seperti halnya bergabung dalam jaringan Al Qaidah, maka akan memudahkan pihak kampus melacak mahasiswa tersebut. 

"Dipergunakan jika ada masalah ke depan terkait radikalisme dan intoleransi. Data akun media sosial akan digunakan untuk verifikasi,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir di kantornya Senayan Jakarta, Jumat, 26 Juli 2019. 

Penjual Lemon di Cimahi Ditegur Ibu-ibu usai Sebut 'Hati-hati', Dinilai Terkait Terorisme

Nantinya, data medsos yang telah didata oleh setiap kampus bisa dilakukan kerja sama dengan pihak terkait yaitu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT  dan Badan Intelejen Negara (BIN) untuk melakukan pembinaan nasionalisme.

“Mahasiswa juga harus bisa mempertanggungjawabkan penggunaan media sosial sesuai hukum di Indonesia,” katanya. 

BNPT dan PNM Perkuat Kolaborasi Pencegahan Radikalisme Melalui Pemberdayaan Ekonomi

Kendati begitu, dia menjamin kegiatan mahasiswa tidak akan terganggu dengan adanya pendataan tersebut. Bahkan, ia pun mempersilakan kepada mahasiwa untuk mempublikasikan makalah kajiannya seperti Marxisme ke media sosialnya. 

"Yang masalah kan kalau mengajak misal menegakkan khilafah, menuduh agama lain tidak baik atau mengajak LGBT, nanti akan dipanggil dosen atau rektornya untuk diberikan bimbingan.” ujarnya menambahkan. [mus]
 

Penolakan PHK [dok. Istimewa]

PHK Massal Terjadi di Mana-mana, Kriminolog Ungkap Ancaman yang Mengintai

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bisa membuat angka kriminalitas meningkat. 

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2025