Dokter Aditya Kena Sanksi, Salah Kritik Penanganan Corona di Surabaya

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

“Pemkot (bantu) APD, juga (wedang) jahe dan telur, walaupun sekarang berhenti,” ujarnya.

WHO Nyatakan COVID-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

Bantuan APD dari sejumlah donator, baik pemerintah maupun lembaga donasi lainnya, itu lantas ditampung di gudang logistik RS Royal Surabaya. Dari situ kemudian manajemen mendistribusikannya ke seluruh tenaga kesehatan. 

“Nah, para tenaga kesehatan yang memperoleh APD tidak diberitahu asal APD tersebut. “(Distribus APD) Dipilih berdasarkan tempat-tempat yang membutuhkan,” katanya.

Ilmuwan China Ungkap Kemungkinan COVID-19 Berasal dari Manusia

Baca juga: Viral Dokter RS Royal Kritik Penanganan Corona di Surabaya

Sebelumnya, Netizen Surabaya, Jawa Timur, dihebohkan cuitan akun Twitter @cakasana (Aditya C Janottama), seorang dokter di RS Royal Surabaya, pada Rabu, 27 Mei 2020, yang mengkritik penanganan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pihak pemkot langsung merespons dan menyangkal pernyataan yang dicuitkan Aditya.

Resmi! AS Putuskan Cabut Darurat COVID-19

Cuitan itu diunggah Aditya di akun Twitternya pada Selasa kemarin, 26 Mei 2020. Ia memulai unggahannya dengan kalimat: Oke kalau gitu mulai saja… SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19. Selanjutnya, ia menyampaikan tentang RS-RS rujukan Covid-19 di Surabaya yang satu sama lain berbeda kondisi dan fasilitasnya.

Hal yang bikin heboh, Aditya juga mengunggah kritik bernada nyinyir yang menyasar Pemkot Surabaya. Menyertai foto sebuah surat edaran tentang himbauan pemakaian APD di seluruh rumah sakit, ia menuliskan kalimat: Kita dapet edaran ginian. Tapi ga dibantu sama sekali dari pemkot. Dapetnya dari pemprov. Ia menyebut bantuan dari Pemkot Surabaya hanya telur rebus dan wedang jahe.

Pemkot Surabaya menanggapi informasi sepihak yang diunggah Aditya di akun Twitternya itu. Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, menyayangkan unggahan tersebut. menurutnya, unggahan itu bisa berdampak buruk pada persepsi masyarakat terhadap tenaga medis di Surabaya.

Baca juga: Gugus Tugas Beri Peringatan, Surabaya Bisa Jadi Wuhan

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024