Gempa Susulan Masih Terus Terjadi Akibat Lempeng Laut Maluku

Titik pusat gempa di laut 140 km Barat Laut Halmahera Barat-Maluku Utara
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Gempa bumi susulan masih terus terjadi pada pagi hari ini pascagempa magnitudo 7,1 di laut Halmahera, Maluku Utara, Kamis malam.

Terpopuler: Gaji Mbah Guru Lebih besar di TikTok sampai Imbauan Ustaz Khalid Basalamah

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, telah terjadi kembali gempa bumi 5,9 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat, 15 November 2019, pukul 08.17 WIB.

Dikutip dari laman bmkg.co.id, kejadian gempa itu pada 1.73 Lintang Utara,126.39 Bujur Timur dan 140 km Barat Laut, Halmahera Barat, Malut dengan kedalaman 10 kilometer. Dampak dari bencana ini tentunya dirasakan ke daerah lain yaitu Manado dan Bitung  II-III MMI, Ternate, Minahasa Selatan, Tahuna II MMI.

Ustaz Khalid Basalamah Sebut Musik Jadi Salah Satu Penyebab Gempa Bumi

Dari catatan laman bmkg.co.id itu, sudah ada 13 kali gempa bumi yang mengguncang wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara pada hari Jumat ini. Guncangan gempa itu bervariasi antara 5,1 skala richter hingga 5,9 skala richter mulai dari pukul 01.45 WIB hingga pagi ini.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.

Gempa Guncang Pacitan Pagi Ini Setelah Malang saat Dini Hari

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," kata Rahmat Triyono di Jakarta, Jumat, 15 November 2019.

Akibat gempa magnitudo 7,1, BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami Jumat dini hari. Peringatan Dini Tsunami ini dinyatakan berakhir pada hari Jum’at tanggal 15 November 2019 pukul 01.45 WIB.

Rahmat menyebutkan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu berpotensi tsunami dengan status ancaman waspada untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan (Sulawesi Utara).

Berdasarkan monitoring muka air laut (Tide Gauge) menunjukkan adanya perubahan muka air laut di Ternate setinggi 6 cm (23.43 WIB), Jailolo setinggi 9 cm (23.43 WIB) dan Bitung 10 cm tanggal 15 November 2019 (00.08 WIB).

Ilustrasi Gempa Bumi.

2025 Tahun Ular Kayu, Indigo Ini Ramal Hal Mengerikan yang Terjadi di 2025

Menjelang akhir tahun 2024 masyarakat bersiap menyambut tahun 2025 yang digadang-gadang sebagai tahun Ular Kayu, Indigo Chaca Caroline ramal hal mengerikan di tahun 2025

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2024