Di Perayaan Cap Go Meh, Jubir Jokowi: Tidak Ada Istilah Pribumi

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman di Padang, Sumatera Barat
Sumber :
  • Andri Mardiansyah (Padang)/VIVAnews

VIVA – Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menyebut masterpiece atau karya besar kebangsaan Indonesia dimulai sejak adanya amandemen UUD 1945. Dari hasil amandemen itu, kemudian lahir sebuah kesepakatan dengan tidak lagi mengenal istilah pribumi yang membedakan di antara masyarakat. 

Serunya Festival Cap Go Meh 2025 di Jakarta, Ada Barongsai hingga Tanjidor

Menurutnya, hanya satu istilah yang diakui konstitusi yakni, Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini disampaikannya dalam rangka perayaan Cap Go Meh di Padang, Jumat 7 Februari 2020.

“Darimana pun asalnya, suku bangsa, agama, ras apa pun, sepanjang dia warga negara Indonesia maka dia adalah WNI, itu saja,” kata M. Fadjroel Rachman saat menjadi narasumber Bincang-Bincang Kebangsaan.

Ada Filosofi Menarik di Balik Atraksi Naga 40 Meter di Cap Go Meh Pontianak 

Untuk itu, kata Fadjroel, setelah amandemen UU 45 , maka tidak ada lagi orang yang dikenal sebagai asli atau tidak asli, pribumi atau tidak pribumi, mayoritas atau minoritas.

"Itu semua hilang. Salah alah satu yang paling hebat menurut saya dalam amandemen itu adalah, di mana ada penghapusan istilah menjadi Presiden itu harus orang Indonesia asli," kata dia. 

Semarak 'Night of Harmony' Cap Go Meh Celebration 2025 Meriahkan Hotel Borobudur Jakarta

Indonesia saat ini, lanjut dia memiliki lebih dari 700 suku dan bahasa yang mencapai seribu lebih. “Itu adalah kekayaan kita.” [mus] 

Mangkunegaran High Tea & Royal Dinner: Cap Go Meh.

Mangkunegaran Gelar Perayaan Cap Go Meh, KIKT Dukung Pelestarian Warisan Budaya

Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) mendorong pelestarian warisan budaya di tengah upaya mendongkrak ekonomi nasional saat ini.

img_title
VIVA.co.id
18 Februari 2025