Kematian Mahasiswi Unram Banyak Kejanggalan, Kuburan Dibongkar
- VIVAnews/Satria Zulfikar
VIVA – Jenazah LNS, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Mataram atau Unram dibongkar, Senin pagi, 3 Agustus 2020. Makam mahasiswi berusia 23 tahun itu berada di Pemakaman Umum Sekarbela, Kota Mataram.
Makam dibongkar tim forensik untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian korban. Usai membongkar makam, tim medis langsung mengangkat jenazah dan melakukan autopsi di lokasi.
Jenazah korban dilakukan autopsi atas izin pihak keluarga yang ingin memastikan putri mereka meninggal karena bunuh diri atau justru ada indikasi pembunuhan.
Baca Juga: Gajah Sumatera Dibantai, Polisi Temukan Amunisi Aktif
Sebelumnya, pada Sabtu, 25 Juli 2020 jenazah korban ditemukan di sebuah perumahan, di Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Dia ditemukan tewas dalam posisi tergantung di pintu. Saat itu, ia tewas diduga gantung diri.
Saat itu, rekan korban mencari korban di indekos miliknya di wilayah Gomong Kota Mataram. Namun korban tidak berada di sana.
Saksi kemudian mencarinya di rumah kekasih korban. Saat saksi mencari di sana, ia menemukan jenazah korban tergantung dan diperkirakan tewas lebih dari 24 jam.
Kekasih korban, Rio yang juga seorang mahasiswa telah dimintai keterangan oleh polisi. Rio mengaku saat itu tidak ada di lokasi kejadian. Bahkan, Rio mengatakan korban telah hamil.
Autopsi tersebut dilakukan karena beberapa kejanggalan dari jenazah korban. Sebelumnya, Kuasa Hukum BKBH FH Unram, Yan Mangandar mengatakan ada beberapa luka memar di bagian tubuh korban seperti ketiak kiri dan kanan, dada kanan dan perut ditemukan luka memar dan lecet.
"Saat anggota keluarga memandikan jenazah, ditemukan beberapa luka lecet dan lebam di bagian tubuh. Sehari setelah dikuburkan, baru pihak keluarga disampaikan ke pihak keluarga lain di tubuh korban ditemukan luka enggak wajar," katanya di Mataram.
Dia menambahkan, "Makanya tanggal 26 (Juli) dia (keluarga korban) buat surat pernyataan (penolakan autopsi) dan tanggal 27, dia buat surat pencabutan penolakan autopsi.”
Pihak keluarga juga merasa ragu dengan keterangan Rio kepada polisi. Rio mengatakan pada Rabu atau Kamis di rumah lokasi kejadian tidak ada aktivitas apa-apa. Sebab, yang bersangkutan mengaku sedang mengantar adiknya ke Bali.