Syahganda KAMI Ditanya Bukti Kebangkitan PKI: Hanya Rasakan Gejalanya

Syahganda Nainggolan
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVA – Sekretaris Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan, terang-terangan menyebut komunisme tidak akan pernah padam dalam gerakan politik dunia. Begitu pula komunisme di Indonesia dengan potensi kebangkitannya dalam wujud Partai Komunis Indonesia (PKI).

Vladimir Putin Tiba di Vietnam, Disambut Karpet Merah Wakil PM Tran Hong Ha

Syahganda mengaku mengamati diskursus Marxisme, teori dasar komunisme, di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat. Ada kecenderungan gerakan komunis menggunakan metode baru menggabungkan gagasan filsafat pascamodernisme alias postmodernism dengan Marxisme.

"Komunisme gaya baru bermetamorfosis menjadi gerakan cultural and ideology: simbol yang menenangkan rakyat," kata Syahganda dalam forum diskusi Indonesia Lawyers Club tvOne pada Selasa malam, 29 September 2020.

Pria Asal Negara Bekas Komunis Kagum sama Mekah dan Madinah, Terang Banget Katanya

Baca: PKS Serukan Para Orang Tua Dampingi Anak Nonton Film G30S/PKI  

KAMI, kata Syahganda, membuat gerakan dengan agenda utama mewaspadai gerakan komunis atau kebangkitan PKI bukan mengada-ada atau dilatarbelakangi dendam sejarah masa lalu. KAMI, dia mengklaim, hanya mengingatkan akan ancaman laten komunisme.

35 Tahun Berlalu Sejak Pembantaian Tiananmen

"Ini ada ancaman besar. Itu berimpit dengan semangat kelompok teraniaya di zaman Orde Baru," ujarnya.

Namun, Syahganda tak menjawab dengan lugas pertanyaan sang pembawa acara, Karni Ilyas, tentang bukti nyata akan kebangkitan komunisme atau PKI. Mula-mula dia menjawab bahwa, berdasarkan pengamatan dan sesuai fenomenologi, ada dua gerakan besar berbasis ideologi di Indonesia, yakni gerakan Islam dan gerakan komunisme.

"Yang [gerakan] Islam terindetifikasi. Yang Kiri (komunis), karena [gerakan] di bawah tanah, hanya bisa dirasakan gejalanya. Ada [klaim] 20 juta orang anak PKI bangkit (pernyataan politikus PDIP Ribka Tjiptaning). Itu sudah cukup untuk memverifikasi," ujarnya.

Menurutnya, bukan sesuatu yang aneh dan haram kalau bangsa Indonesia mesti memperingati tragedi Gerakan 30 September 1965 dengan PKI dianggap dalangnya. Sebab, peringatan semacam itu tidak hanya di Indonesia. "Jerman memperingati fasis Hitler tiap tahun," katanya.

Monumen Pancasila Sakti

Terpopuler: Sosok Jenderal TNI Tolak Penayangan Film G30S/PKI, Geger Pesta Seks Tukar Pasangan

Pada setiap akhir September bangsa Indonesia mengenang salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah, yaitu Gerakan 30 September (G-30-S), dengan menonton film.

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024