Siswa di NTT Ujian Online di Bukit, Menkominfo Diminta Turun Tangan

Kepala Dinas Pendidikan Manggarai Timur NTT Belasius Teto
Sumber :
  • Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

VIVA – Sebanyak 137 SMP di Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur tengah melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Digital (USBD).

Afghanistan Jadi Gelap

USBD dilaksanakan sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa Darurat Penyebaran COVID-19.

Karena dilasanakan secara online maka ujian akhir sekolah pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ini membutuhkan akses internet dan peralatan IT yang memadai.

Menteri Komdigi Resmikan Ribuan Kampung Internet, Wagub Sebut Sesuai Program PHTC Provinsi Sumut

Untuk wilayah yang terjangkau sinyal internet dan memiliki peralatan pendukung, penerapan ujian berbasis digital mungkin tidak jadi masalah, tapi bagaimana dengan daerah-daerah pedalaman?

Kabupaten Manggarai Timur misalnya, daerah ini merupakan daerah dengan titik blind spot terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dulu Dianggap Remeh, kini Domain .ID jadi Andalan Dunia Digital

VIVA menyaksikan langsung penderitaan 46 siswa siwi kelas IX SMP Negeri Satu Atap (Satap) Munde di Kecamatan Kota Komba yang rela berjalan lima kilometer mendaki bukit mencari sinyal internet.

Begitu pun perjuangan peserta ujian di SMPN 04 Kota Komba dan SMPN Satap Mesi yang melaksanakan ujian di bawah tenda darurat di atas perbukitan.

Kepala Sekolah SMPN Satap Munde, Robertus Jani mengungkapkan, setelah internet di sekolahnya hilang total ia dan guru-guru berpencar mencari titik yang memiliki jaringan internet. Untung saja mereka menemukan spot internet di Sikuara berjarak lima kilometer dari SMPN Satap Munde.

"Ke bukit ini kita jalan 5 kilometer. Mudah-mudahan sinyal di sini tidak hilang lagi. Tadinya waktu tryout di sekolah kami ada sinyal internet tapi begitu ujian tiba-tiba internet hilang dan kami pusing mencari sinyal dan di Sikuara yang cukup kencang," kata Kepsek Jani kepada VIVA

Menurut Robertustidak semua peserta ujian mendapat kuota internet dari Kemendikbud sehingga orang tua diwajibkan mengisi paket data untuk anak mereka yang melaksanakan ujian. Guru-guru juga membagikan hotspot kepada peserta yang membutuhkan.

Sementara itu, Diana, seorang peserta ujian mengaku mengerjakan ujian di bawah pepohonan mengahdirkan nuansa berbeda tapi dia sedikit terganggu karena sering digigit semut.

"Untuk internet di sini cukup kencang. Jaringan 4G. Tapi kita tidak nyaman karena mengerjakan soal ujian dan digigit semut. Tapi kita bisa selesai tepat waktu," tutur Diana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya