Awal Mula Heboh Oksigen Diduga Palsu di Tulungagung, Koi Mati

Ilustrasi ikan Koi
Sumber :
  • VIVAnews / Sherly (Tangerang)

VIVA – Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur menelusuri kebenaran informasi peredaran oksigen diduga palsu yang heboh sejak kemarin. Sejumlah saksi termasuk pemberi informasi pertama dari kelompok peternak ikan Koi pun sudah dimintai keterangan.

Menjaga Kebersihan Lingkungan: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Berdasarkan data dari Kepolisian disebutkan, cerita bermula dari kegiatan kelompok penjual ikan Koi di Tulungagung yang beranggotakan empat orang, yakni AA, AN, S, dan IM. Mereka melayani penjualan ikan Koi dalam kemasan plastik. Namun karena dikemas maka dibutuhkan oksigen agar ikan tidak mati.

Selama ini, mereka mendapatkan oksigen dari agen resmi di satu kelurahan dan satu desa di Tulungagung. Pada Senin siang, 19 Juli 2021, mereka kehabisan oksigen. IM kemudian menghubungi temannya pembudidaya bibit ikan gurami berinisial MR, bermaksud untuk meminjam oksigen jika ada stok.

Kepolisian Bakal Lakukan Penyelidikan Kasus Pencemaran Nama Baik yang Libatkan Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron

MR mengaku punya stok oksigen ukuran 6 meter kubik. IM pun datang ke rumah MR dengan membawa satu tabung oksigen berukuran 1 meter kubik. Di sana IM mengisi ulang oksigen. Oksigen dari MR itulah yang digunakan IM untuk diisi ke kemasan plastik yang berisi ikan Koi. Setelah itu ikan tersebut malah mabuk dan empat ekor di antaranya mati.

Masih berdasarkan data dari Kepolisian, MR mengaku mendapatkan oksigen dari tetangganya berinisial D pada Sabtu siang, 17 Juli 2021. Saat itu, D menghubungi MR bermaksud meminjam tiga tabung oksigen kosong masing-masing ukuran 6 meter kubik. D mengaku itu akan dipakai untuk penanganan santri yang sakit di salah satu pesantren di Pacitan.

Eks Ketua MK soal RUU KUHAP: Jangan Ada Kesan Kewenangan Polisi Dikurangi

MR bersedia dengan catatan agar satu tabung diisikan untuk keperluan sendiri. Malamnya, D menyuruh R untuk mengambil tiga tabung kosong yang akan dipinjam. R dan D kemudian membawa tiga tabung kosong itu ke pesantren yang membutuhkan dan diserahkan ke pengurus berinisial SF.

SF kemudian pergi ke kantor BPBD Pacitan untuk mengambil satu tabung berisi oksigen ukuran 6 meter kubik. Saat kembali tabung oksigen itu diserahkan kepada R dan diberikan kepada MR seperti perjanjian awal. Lalu oksigen itulah yang kemudian diberikan kepada IM lalu dipakaikan mengisi kemasan plastik yang berisi ikan Koi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya