Alasan Jenderal Anumerta A Yani Sekolahkan Anak di Sekolah Katolik
- VIVA / Willibodus (Jakarta)
Urusan menu makan Jenderal Ahmad Yani sangat sederhana. Ia bahkan lebih suka makan petai ketimbang makanan yang lain. Bahkan, ia lebib suka masakan isterinya sendiri daripada makanan dari luar.
"Bapak itu paling suka makan petai. Pokoknya harus ada petainya. Makan juga kita biasa aja. Dia pernah ngomong gini, kalau mau jadi jenderal harus makan petai," ungkap Untung.
Hal lain yang dikenang putra Jenderal Ahmad Yani itu adalah mandi. Untung mencerikan, bahwa setiap pagi, Ahmad Yani sendiri yang selalu memandikan anak-anaknya, kecuali ketiga anaknya yang tertuanya yang sudah dewasa kala itu.
"Kita kalau mandi rame-rame dibarisin, diperiksa sama dia kayak tentara gitu. Nanti dimandiin deh, dikeramasinlah. Kalau kakak-kakak perempuan karena sudah dewasa, pisah dia, mandi sendiri di tempat lain. Setiap hari dimandiin sama bapak setiap pagi. Kalau sore kita mandi sendiri nanti dimonitor sama kakak saya. Kalau ibu cuman masak aja," kisahnya.
Hal lain yang dikenang dari sosok Ahmad Yani adalah kebiasaanya bermain layang-layang. Hal itu sudah menjadi rutinitasnya setiap sore, sehabis pulang kerja.
"Bapak itu hobinya main layangan, sore pulang kantor aja, jam 4 jam 5 main layangan, anak laki-lakinya diajak semua. Tetangganya tentara semua, ya perwira-perwira lah, ikut main layangan juga. Tapi karena ini Panglima TNI AD enggak pernah kalah dia. Kadang-kadang mereka mengalah, talinya diputusan sama yang main. Masa KASAD kalah," sebut Untung sambil tertawa kecil.
Suatu ketika, Untung pulang ke rumah dalam keandaan terisak-isak karena kalah berkelai dengan tetanggannya. Oleh Ahmad Yani, Â Untung disuruh pergi lagi untuk berkelahi sampai menang dan baru diperbolehkan pulang ke rumah.
"Saya pernah berantam sama tetangga, pulang nangis, saya disuruh balik lagi, disuruh berantem lagi sampai menang. Enggak boleh kalah," tambahnya.
Pada akhirnya, setelah kematiah Jenderal Ahmad Yani, anak-anaknya hanya dibesarkan oleh seorang ibu, Yayu Rulia Sutowiryo. Ibu Yayu menjadi tulang punggung keluarga, mengasuh anak-anaknya yang masih kecil seorang diri.
Meski TNI AD tak pernah meninggalkan keluarga Ahmad Yani, namun beban seorang ibu tetaplah berat. Membesarkan delapan orang putra putrinya sendiri tentu tak mudah.