Tawuran Antar Desa Nyaris Pecah Gara-gara Status WhatsApp
- tvOne/Eddy Suryana.
VIVA – 'Jarimu harimaumu'. Peribahasa itu tampaknya tepat untuk mengingatkan kita agar berhati-hati ketika ingin menuliskan sesuatu di media sosial. Apalagi jika tersulut emosi, anak muda zaman sekarang kerap menuliskan semua kemarahan melalui medsos, yang tidak seharusnya dilakukan.
Gara-gara status di aplikasi percakapan WhatsApp (WA) dan saling ejek di tempat hiburan Ndolalak, ratusan warga Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mendatangi Desa Donorati, Kecamatan Purworejo, Kamis sore, 12 Mei 2022. Tawuran nyaris terjadi.
Asal mula permasalahan disebabkan kejadian di tempat hiburan malam Ndolalak di Desa Donorati yang berakhir ricuh pada Jumat, 6 Mei 2022 atau pasca Lebaran (H+4).
Masalah itu berbuntut panjang. Warga Guntur merasa tersinggung dan tersulut emosi karena salah satu warga Desa Donorati membuat status yang menyinggung warga desa tersebut.
Ironisnya, status WA yang jadi biang permasalahan itu dibuat oleh seorang bocah kelas 5 SD yang baru berusia 12 tahun.
"Permasalahan ini awalnya ada gesekan antar warga di tempat hiburan Ndolalak beberapa hari lalu (Jumat malam, 6/5) yang sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi tiba-tiba ada warga yang memperoleh tangkap layar status WA milik warga Donorati. Kami berempat perangkat Desa Guntur 'nyusul' dan mendampingi warganya agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar hukum," kata Tumin Adi Saputro, Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan Desa Guntur.
Warga antar desa nyaris tawuran gara-gara status di media sosial.
- tvOne/Eddy Suryana.
Massa yang berkumpul di Balai Desa Donorati hampir saja menjadi anarkis saat ada seorang pemuda melintas. Mereka beramai-ramai hendak mempersekusi pemuda yang lewat naik sepeda motor itu.Â
Beruntung, aparat keamanan dari Polsek Purworejo dipimpin oleh Kapolsek AKP Bruyi berhasil menenangkan massa. Pihak kepolisian beserta anggota TNI secara cepat meredam potensi kericuhan. Kedua belah pihak pun berangsur kondusif dan sepakat menandatangani surat perdamaian.
Bocah 12 tahun yang mengunggah status pun dihadirkan untuk meminta maaf didampingi orang tua dan perangkat Desa Donorati.
"Intinya warga Guntur kemari untuk klarifikasi dan menuntut permintaan maaf dari pengunggah status, sudah dipenuhi sudah selesai. Apalagi yang mengunggah masih anak-anak tentunya kami maafkan," tambah Tumin.