Analisis Pakar soal Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Ada Unsur Abnormal
- VIVA/ Andrew Tito.
VIVA Nasional – Indonesia kembali dikejutkan dengan kasus kematian janggal satu keluarga di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat yang terjadi pada 10 November 2022 silam. Pasalnya, satu keluarga meninggal hingga mengering
Salah satu kejanggalan adalah, Dian Febbyana yang berusia 42, anak dari keluarga yang tewas tersebut, dikatakan tetap merawat mayat sang ibu, Reny Margaretha Gunawan berusia 68, yang diduga telah tewas sebelum 13 Mei 2022. Tak hanya itu, Dian juga masih terus menyisir rambut sang ibu memberinya susu.
Hal ini sampai menarik beberapa ahli dan pakar, salah satunya Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, yang juga terheran-heran dengan perilaku Dian. "Itu dia ya yang bikin saya bingung, ada indikasi sakit jiwa. Padahal keyakinan apokaliptik bukan kesakitjiwaan," jelas Adrianus kepada awak media, dikutip Rabu, 23 November 2022.
Garis polisi terpasang di rumah keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
- VIVA/ Andrew Tito.
Lebih lanjut, Adrianus meyakini bahwa kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres tersebut bukan pembunuhan, melainkan bunuh diri. Pembunuhan sih tidak. Bunuh diri, iya. Masih seperti yang saya katakan, voluntary hunger," jelas Adrianus.
Diketahui, voluntary hunger adalah perbuatan secara sengaja tidak makan apa-apa dan melaparkan diri sendiri hingga tewas. Meski begitu, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab keempat orang sekeluarga itu tewas.
Selain krimilnolog, pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel juga memberi keterangan pada kasus ini, yaitu mengarahkan penyidik terkait penyebab kematian satu keluarga janggal ini. Menurut Reza penyebab kematian mengerucut dua pada dugaan, yakni pembunuhan dan bunuh diri. Ia menyebut perilaku Dian tak seperti orang pada umumnya.
"Dari kacamata umum, memang perilaku sedemikian rupa terkesan, maaf, abnormal," kata Reza.
Polisi olah TKP di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
- VIVA.co.id/ Andrew Tito
Dugaan pembunuhan ini bisa dikaitkan dengan peran pihak lain yang ada dalam rumah tersebut untuk tidak memberikan akses untuk hidup terhadap korban lain. "Orang lain yang dilibatkan dalam proses menghilangkan nyawa tetap dikategorikan pembunuhan," ujar Reza.
Lebih lanjut Reza menilai dalam mengungkap pembunuhan ini diperlukan ahli autopsi psikologi. Hal ini untuk mengetahui kondisi berpikir, perasaan dan perilaku empat korban tersebut sebelum meninggal dunia.