Refleksi 1 Abad NU, SAS Institute Bicara Pemberdayaan Umat hingga Laku Setiap Pemilu
- Istimewa
"Tentu tidak dapat meramal masa depan. Namun, berpijak pada masa lalu dan realitas saat ini. Banyak hal yang harus dilakukan oleh NU dalam menyongsong abad kedua," tuturnya.
Tantangan NU
Menurut dia, tantangan pertama yaitu NU masih memiliki banyak kelemahan baik di bidang ekonomi maupun sumber daya manusia terutama soal domain riset dan teknologi.
"Era di mana teknologi digital menjadi primadona, adalah sebuah keniscayaan bagi NU untuk melakukan pemberdayaan umatnya di ranah ini," ujarnya.
Selanjutnya, tantangan kedua, ia mengatakan NU selalu berperan dalam setiap peristiwa politik di Tanah Air. "Namun, secara politik NU kerap ditinggal ketika berbicara sharing kekuasaan," tuturnya.
Kemudian, dia menilai setiap pemilu, suara NU selalu laku di pasaran para calon legislatif maupun kandidat di eksekutif. Tapi, kata dua, setelah itu NU malah ditinggalkan.
"Pengecualian adalah sosok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berhasil menjadi Presiden RI ke-4," kata dia.
Lalu, tantangan ketiga, pesantren berhasil eksis hingga saat ini. Tapi, masih kental asumsi bahwa pesantren hanya melahirkan ulama yang menguasai kitab kuning dan memimpin tahlil atau ritual keagamaan.
"Ke depan, sesuai dengan tantangan poin pertama dan kedua di atas, pesantren harus mulai memikirkan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan teknologi informasi bagi para santri-nya," tuturnya.
Â
