Profil Rosan Roeslani, Wamen BUMN yang Digadang Jadi Ketua Timses Prabowo
- Tangkapan layar Anisa Aulia/ VIVA.
Jakarta – Nama Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani santer terdengar menjadi ketua tim pemenangan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun merespons rumor tersebut. Pihaknya tak menutup kemungkinan bahwa nama-nama tersebut berpotensi jadi tim pemenangan Prabowo.
Hanya saja, ia juga menyebut pihaknya membuka peluang akan munculnya nama-nama lain yang bakal bergabung menjadi tim pemenangan.
Rosan P Roeslani.
- M Yudha Prastya/VIVA.co.id
Nah, berikut VIVA bagikan profil Roeslani Wakil Menteri BUMN yang Disebut-sebut Jadi Ketua Timses Prabowo:
Pengusaha berusia 54 tahun tersebut merupakan Wakil Menteri BUMN, sebelumnya merupakan Dubes RI untuk AS ke-21 dan di Washington DC dan mulai menjabat sejak Desember 2021 silam.
Sebelum menjadi Dubes RI, Rosan sendiri ternyata telah memegang berbagai jabatan penting di Indonesia. Salah satunya posisi yang pernah ia jalani adalah sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015-2021 dan juga Ketua Satuan Tugas Omnibus Law.
Di sisi lain, masa jabatan Rosan di Kadin sebelumnya dikabarkan sudah paripurna. Dikutip dari situs Kadin, pendiri Recapital Advisor ini menjabat Ketua Umum Kadin periode 2015-2020.
Tak hanya berkecimpung di dunia bisnis, Rosan juga sempat terjun ke ajang politik. Pada masa kampanye pilpres 2019-2024, Rosan Roeslani bergabung ke Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, bersama Ketua Umum HIPMI saat itu Bahlil Lahadalia yang kini menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani.
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
Rosan yang lahir 31 pada Desember 1968, sebelumnya telah menuntaskan pendidikan terakhirnya dengan gelar MBA dari European University di Antwerpen, Belgia. Tumbuh sebagai pengusaha, Rosan telah terjun di dunia bisnis setelah lulus SMA.
Dilansir dari berbagai sumber, Rosan dilaporkan pernah masuk daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes pada 2009. Dalam keterangan tersebut, harta Rosan ditaksir mencapai Rp6,7 triliun.
Seluruh Program Pemerintah Harus Jadi Subject of Control Semua Pihak
Pengawasan tak bisa hanya oleh Presiden, tapi juga melibatkan DPR, rakyat dan cendikiawan.
