Kemenag: Perkembangan Hisab dan Rukyat RI Sangat Maju dan Tandingi Negara-negara Lain

Pemantauan hilal.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Kementerian Agama mengungkapkan perkembangan kemajuan hisab dan rukyat di Indonesia karena menggunakan berbagai teknologi dan peralatan modern agar penentuan posisi hilal bisa lebih akurat.
 
Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Ismail Fahmawati mengatakan "kaum sarungan" tidak lagi menggunakan alat-alat sederhana berupa pengamatan langsung dengan mata telanjang, bambu, atau paralon melainkan telah menggunakan teleskop.
 
"Ulama sudah turun dan 'kaum sarungan' pakai teleskop. Perkembangan hisab dan rukyat di Indonesia sangat maju sekali dan mudah-mudahan ini bisa menandingi negara-negara lain," kata dia dalam diskusi bertajuk "Kriteria Baru MABIMS Dalam Penentuan Awal Ramadan" di Gedung BJ Habibie BRIN di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024.

Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Adha 2025 Jatuh pada 6 Juni

Petugas Departemen Agama lakukan perhitungan hilal rukyat

Photo :
  • Antara/ Eric Ireng

 
Kementerian Agama bekerja sama dengan pihak Observatorium Bosscha, BMKG, dan BRIN dalam kegiatan hisab serta rukyat di Indonesia. Bahkan, berbagai madrasah dan pesantren juga telah menggunakan teleskop untuk melihat benda-benda langit.

Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Zulhijah 1446 H Besok

 
Ia mengungkapkan bahwa Kementerian Agama bersama Observatorium Bosscha sudah beberapa kali mengamati Bulan saat siang hari. Kegiatan itu bukan untuk membuat keputusan, melainkan sebagai panduan dalam menentukan awal bulan.
 
Apabila hilal tidak terlihat saat maghrib, maka itu menandakan hilal visible, sehingga Kementerian Agama bisa merumuskan sebuah kriteria pergantian bulan.
 
"Kementerian Agama sudah membangun beberapa observatorium sebagian tempat untuk melakukan rukyat, melihat Bulan, dan bisa juga dipakai untuk pengamatan objek-objek antariksa lainnya," kata Ismail.

Kantongi SK Kemenag, IUQI Bogor Resmi Buka Program Magister MPI

Pemantauan Hilal untuk Menentukan Awal Puasa Ramadan.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

 
Beberapa observatorium itu terletak di Aceh, Yogyakarta, dan Pelabuhanratu. Kementerian Agama juga berencana mengembangkan observatorium baru di Merauke pada tahun ini.
 
Kegiatan pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi akan digelar di 134 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.
 
"Teknologi bersama kita dan kita tidak mungkin tanpa teknologi. Lalu hasilnya seperti apa? Yaitu untuk membangun data," ucap dia.
 
Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan pengamatan hilal tidak sesederhana yang dipikirkan kebanyakan orang karena ada kontras antara cahaya hilal yang sangat tipis dengan gangguan cahaya syafaq (cahaya senja) yang masih cukup terang.
 
Fenomena kontras dua cahaya itulah, katanya, yang mengharuskan ada tinggi minimal dan jarang elongasi agar kontras antara hilal yang tipis dengan cahaya syafaq menjadi tinggi.

Dengan demikian, tim perukyat bisa memutuskan kapan waktu pergantian bulan berkat penggunaan teleskop yang mempermudah pengamatan hilal. (ant)

Calon Jemaah Haji di Rumah Sakit Arab Saudi (Dok. Kemenkes)

25 Calon Haji Dirawat Karena Gangguan Tulang dan Sendi, Ini Penyebabnya

Kementerian Kesehatan mencatat ada 25 orang di antara 617 jemaah calon haji yang dirawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi karena mengalami permasalahan kesehatan persendian

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2025